Jumat, 16 Desember 2011

1 TON EMAS

Pernahkah Anda menghitung berapa banyak emas, perak, dan tembaga
yang dikumpulkan bangsa Israel untuk membangun Kemah Suci? Apabila
dihitung dengan konversi takaran masa kini, 1 syikal setara dengan
11, 4 gram, dan 1 talenta setara dengan 34 kilogram. Maka, seluruh
emas yang dikumpulkan bangsa Israel untuk membangun Kemah Suci dan
isinya adalah sekitar 1 ton! Dengan harga emas yang kini berkisar
Rp400.000, 00 per gram maka nilai emas yang mereka bawa adalah
sekitar 400 miliar rupiah! Belum termasuk perak dan tembaga yang
juga terkumpul sangat banyak saat itu.

Ini tentu nilai harta yang sangat besar, apalagi bagi sekumpulan
orang yang baru saja dibebaskan dari perbudakan. Dari manakah mereka
mendapatkan harta sebanyak itu? Alkitab mencatat bahwa harta
tersebut mereka peroleh dari Tuhan, melalui orang-orang Mesir: "Dan
Tuhan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu,
sehingga memenuhi permintaan mereka" (Keluaran 12:36). Artinya,
harta yang mereka persembahkan bagi Tuhan ini sebenarnya berasal
dari Tuhan juga.

Apabila direnungkan, bukankah demikian pula asal harta yang kita
miliki? Setiap berkat itu datang dari Tuhan. Dan, diberikan kepada
kita melalui tangan orang-orang yang Tuhan pakai. Dengan kesadaran
seperti ini, selayaknya kita meneladani apa yang dilakukan bangsa
Israel. Ketika Tuhan Sang Pemberi berkat itu meminta mereka memberi
persembahan, mereka menyerahkan harta yang dimiliki tanpa
menahan-nahan. Apabila saat ini ada pekerjaan Tuhan yang menanti
uluran tangan Anda, jangan ragu untuk memberi dengan sukacita --ALS

KARENA SEGALA YANG KITA MILIKI BERASAL DARI TUHAN
BERILAH PERSEMBAHAN BAGI-NYA TANPA MENAHAN-NAHAN

Keluaran 12:35-36

Rabu, 14 Desember 2011

INVESTASI WAKTU

Seorang tokoh politik serta diplomat Amerika abad ke-19, Charles
Francis Adams, punya buku harian. Suatu saat, di buku itu ia
menulis: "Hari ini saya memancing dengan anak laki-laki saya satu
hari terbuang percuma." Ternyata, putranya, Brook Adams, juga
memiliki buku harian. Dan, pada hari yang sama tersebut, Brook Adams
menulis: "Pergi memancing dengan Ayah ini sungguh hari paling
menyenangkan di hidupku!" Perbedaan pandangan terhadap satu
pengalaman yang sama. Yang satu merasa membuang waktu, yang lain
merasa sang ayah memberi investasi waktu yang berharga baginya.

Beda cara pandang seperti ini mungkin kerap terjadi. Kita merasa
membuang waktu saat "hanya" bermain berbincang dengan anak-anak.
Padahal bagi mereka, itulah tabungan emosi dan kepercayaan yang
mereka dapat dari kebersamaan dengan orangtua. Dan, inilah keadilan
Tuhan; kasih itu dapat dinyatakan dengan sesuatu yang dapat
dilakukan tiap orangtua: investasi waktu yang tak menuntut kita
untuk selalu keluar uang. Anak-anak hanya perlu kita ada bersama
mereka, punya waktu mendengar mereka, punya kesempatan menyentuh
mereka dengan kasih nan menenteramkan.

Salomo adalah salah satu tokoh Alkitab yang tercatat karena
kebijaksanaan, kemasyhuran, kesuksesannya. Namun, siapakah pribadi
di balik keberhasilannya itu? Betulkah ia menyebut-nyebut ayahnya
yang berperan mendidik dan menasihatinya? Bacaan hari ini
menunjukkan hal itu. Daud, ayah Salomo, memberi waktu yang ia punya
untuk mengarahkan putranya agar hidup di jalan Tuhan. Dan, kita
telah melihat hasilnya. Maka, sesibuk-sibuknya kita sebagai
orangtua, mari prioritaskan selalu waktu untuk anak --AW

ANAK YANG MENCAPAI KEBERHASILAN DI HIDUPNYA
DIBESARKAN OLEH ORANGTUA YANG PUNYA WAKTU UNTUKNYA

Amsal 4:1-6