Kamis, 27 Januari 2011

Peranan wanita

Dalam budaya Yahudi pada zaman Yesus, wanita biasanya tidak diizinkan
tampil di muka umum. Mereka juga dianggap tidak perlu didengar
karena dianggap tidak layak.

Bacaan hari ini menunjukkan hal berbeda. Bagi Yesus, wanita bukanlah
warga kelas dua yang dikesampingkan kepentingannya. Wanita
berharga juga di mata-Nya. Wanita layak mendapat tempat dan
kesempatan yang setara dengan pria, juga dalam hal menerima
anugerah keselamatan dari Allah. Walaupun Alkitab menyebutkan
perbedaan peranan di antara pria dan wanita, yang jelas tak ada
perbedaan hak untuk menerima kasih karunia Allah (Gal. 3:28-29).
Karena itu Yesus memberi kesempatan kepada para wanita untuk
mengalami kuasa-Nya juga, yaitu disembuhkan dari roh jahat dan
berbagai penyakit (2). Para wanita itu berasal dari berbagai
status sosial (3). Rupanya pelayanan Yesus sudah menembus tembok
istana dan mencapai strata sosial tertinggi, karena ada juga
Yohana yang berasal dari kalangan istana.

Kasih dan kuasa Yesus membuat para wanita itu memberi respons konkret
dengan ikut berkontribusi dalam pelayanan bersama Yesus. Meski ada
pembatasan peran wanita pada masa itu, termasuk dalam pelayanan,
mereka berusaha memberikan kontribusi melalui apa yang dapat
mereka lakukan. Salah satunya adalah melalui kontribusi materi.
Dan Yesus sendiri tidak menghalangi kerinduan para wanita itu
untuk terlibat dalam pelayanan. Itu adalah kesempatan dan hak
istimewa yang Dia berikan kepada mereka. Lagi pula orang yang
mengabarkan Injil memang harus mendapat dukungan dari orang yang
menerima berkat Injil.

Perkenan Yesus atas dukungan wanita itu mengajarkan juga pentingnya
peranan wanita dalam pemberitaan Injil. Coba perhatikan peranan
wanita di gereja Anda? Dalam hal apa saja wanita diberikan
peranannya? Apakah hanya ditempatkan di bagian konsumsi saja?
Cobalah pikirkan hal-hal strategis yang dapat dilakukan wanita
dalam pelayanan di gereja atau dalam pelayanan misi. Lalu segera
libatkan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar