Rabu, 20 April 2011

SI KIDAL

> Setiap orang pasti sensitif terhadap apa yang dipandang sebagai
> "kekurangan" pada fisiknya. Apalagi kalau orang-orang di sekitar
> memakainya sebagai bahan ejekan. Menyebut kekurangan itu untuk
> memaki. Bahkan, para pelawak yang kehabisan lelucon memakainya juga
> untuk memunculkan kelucuan. Akibatnya, jauh di dalam hati,
> "kekurangan" fisik menimbulkan tekanan dan rasa minder yang mengusik
> jiwa pemiliknya. Namun, benarkah itu "kekurangan"?
>
>
>
> Pada masa lampau seorang yang kidal juga dipandang "kurang". Tidak
> lazim. Janggal. Dipandang kurang terampil. Jika lelaki, ia akan
> dipandang sebelah mata dalam ketentaraan. Namun, kisah hakim Ehud
> berkata lain. Justru tatkala bangsanya membutuhkan pemimpin, Tuhan
> "membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat" (ayat 15). Seorang
> yang kemudian memimpin pertempuran melawan musuh, yakni bangsa Moab.
> Bahkan membunuh Raja Moab dengan tangannya sendiri (ayat 21); tangan
> yang kidal (ayat 15). Tuhan justru menggunakan kekidalannya menjadi
> keuntungan untuk menerabas hingga ke basis pertahanan lawan.
>
>
>
> Jangan pernah meremehkan kondisi fisik seseorang, Apalagi jika orang
> itu adalah diri Anda sendiri. Dunia ini penuh orang "berkekurangan"
> fisik, tetapi berprestasi besar. Sebut saja gadis buta sekaligus
> tunarungu, Hellen Keller. Pianis "bertangan kepiting" (masing-masing
> tangan berjari dua) dari Korea, Hee Ah Lee. Wanita lumpuh (dari
> leher ke bawah), pelukis dan motivator hebat, Joni Eareckson Tada.
> Dan, masih banyak lagi. Jika Tuhan berkenan memakai mereka, tak ada
> yang sanggup menghalangi. Termasuk keterbatasan fisik mereka --PAD
>
> APA YANG BAGI MANUSIA SEBUAH "KEKURANGAN"
> TUHAN BISA MENJADIKANNYA SEBUAH "KELEBIHAN"
> Hakim-hakim 3:14-21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar