Minggu, 22 Mei 2011

DIANGGAP BAIK

Penelitian selama 25 tahun di Universitas Tel Aviv mendapati bahwa
kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh pengharapan orang lain
atas kinerjanya. Dalam satu percobaan, manajer sebuah kantor cabang
bank dibagi dua. Kelompok A diberi tahu bahwa karyawan mereka luar
biasa; kelompok B tidak diberi tahu apa-apa tentang potensi karyawan
mereka. Sebenarnya potensi kedua kelompok karyawan itu sama.
Nyatanya, manajer kelompok A membuahkan hasil yang lebih bagus, baik
dari laba maupun kesuksesan ekonomis secara menyeluruh. Hal serupa
ditemukan juga di sekolah, kalangan militer, dan berbagai badan
sosial lain.

Pengharapan yang baik mengandung daya ubah yang luar biasa. Prinsip
itu bersumber dari Allah sendiri, seperti yang dapat kita pelajari
ketika Dia "mengubah" bangsa Israel yang dibuang ke Babel. Pertama,
Dia "menganggap" mereka seperti buah ara yang bagus (ayat 5). Mereka
tidak baik, tetapi Dia menganggap mereka baik dan memperlakukan
mereka dengan baik (bandingkan dengan Roma 4:5). Sesudah itu, Dia
"memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku" (ayat 7). Dia
mengubahkan hati mereka sehingga mereka menjadi umat Allah yang
sungguh-sungguh. Bukankah itu anugerah pembenaran dan kelahiran
kembali?

Lalu, bagaimana menerapkannya secara horisontal? Kita ingin anak,
murid, karyawan, dan tetangga kita semua baik, tetapi bisa jadi
mereka menjengkelkan. Maukah kita lebih dulu mengasihi mereka,
mengharapkan yang terbaik dari mereka (1 Korintus 13:5), menganggap
mereka baik, dan memperlakukan mereka dengan baik? --ARS

HAL-HAL YANG TIDAK INDAH PERLU DIKASIHI SUNGGUH-SUNGGUH
SEBELUM BERUBAH INDAH DAN MENAWAN HATI-G.K. CHESTERTON

Yeremia 24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar