Minggu, 26 Juni 2011

PEMBUNUH RAKSASA

Permainan tradisional anak-anak "main sut" masih punya pesan yang
bagus sampai kini. Caranya, dua anak saling beradu gerakan jari
tangan. Telunjuk mewakili orang. Kelingking mewakili semut. Ibu jari
mewakili gajah. Telunjuk menang melawan kelingking, tetapi
kelingking mengalahkan ibu jari. Sedang ibu jari menang atas
telunjuk. Prinsipnya, tak ada jari yang akan menang terus. Tak ada
pemenang mutlak.

Hidup manusia juga begitu. Siapa yang unggul atas siapa, akan silih
berganti. Kita tahu Goliat si raksasa Filistin tewas di tangan Daud
(1 Samuel 17:48-50). Kita mengenal Daud sebagai pembunuh raksasa.
Namun, Alkitab juga punya kisah lain. Di kemudian hari, Daud pernah
nyaris dibunuh raksasa Filistin bernama Yisbi Benob, karena sangat
letih berperang. Syukurlah Tuhan menolongnya melalui Abisai yang
membunuh raksasa itu (ayat 16). Selanjutnya, pembunuh raksasa
Filistin berganti-ganti. Sibkhai membunuh Staf (ayat 18). Elhanan,
orang Betlehem, menewaskan Lahmi, saudara Goliat (ayat 19-1 Tawarikh
20:5). Dan, satu lagi raksasa Filistin binasa di tangan Yonatan,
kemenakan Daud (ayat 20, 21). Ternyata pembunuh raksasa Filistin
bukan hanya Daud.

Di dalam hidup ini, tidak ada peran tunggal. Orang satu sama lain
saling membutuhkan. Sekarang saya kuat, bisa jadi esok malah
melemah. Kini saya mampu memberi, lusa saya perlu menerima dari
orang lain. Kini ia berprestasi, lain kali orang lain yang tampil
cemerlang. Kita dipanggil untuk saling menopang. Saling bergantian
memikul tanggung jawab. Keunggulan perlu diraih, diperjuangkan, dan
dinikmati bersama. Sedangkan yang tetap jadi pemeran utama hanya ada
satu: Tuhan! --PAD

KITA TIDAK PERLU BERSIKAP SEPERTI "PEMAIN TUNGGAL" DALAM HIDUP INI
KARENA TUHAN MERANCANG HIDUP SEBAGAI "PERMAINAN TIM"


2 Samuel 21:15-22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar