Minggu, 12 Juni 2011

Penekanan Pentakosta

Pentakosta pada zaman Perjanjian Baru adalah hari turunnya Roh Kudus
pada hari ke-50 setelah Paskah (kebangkitan Yesus). Pentakosta
dalam bacaan hari ini adalah Pentakosta Perjanjian Lama, yaitu
hari ke-50 setelah Paskah Israel (Ul. 16:1). Mereka memperingati
pemberian 10 Hukum Tuhan dan perayaan syukur karena panen gandum
(Ul. 16:10; Kel. 34:22). Pada hari itu orang Israel tidak boleh
bekerja (Im. 23:21; Bil. 28:26). Pentakosta Perjanjian Lama
menjadi Pentakosta Perjanjian Baru karena apa yang terjadi dalam
perikop hari ini.

Pertama, janji Tuhan digenapi, yaitu pemberian Roh Kudus (Kis. 1:4, 5,
8). Roh Kudus turun dan memenuhi umat-Nya (4). Bukan hanya
rasul-rasul yang menerima Roh Kudus, semua orang percaya juga
menerima Roh Kudus.

Kedua, penekanan dari Pentakosta adalah pemberitaan Injil. Tidak
sedikit gereja atau hamba Tuhan yang memaknai Pentakosta dengan
bahasa roh. Padahal Kisah Para Rasul 1:8 menegaskan bahwa Roh
Kudus diberikan supaya mereka memiliki kuasa untuk menjadi saksi
Kristus. Roh Kudus yang menyebabkan para rasul itu bisa berbicara
dalam bahasa-bahasa asing, bertujuan supaya para pendatang dapat
mendengar berita Injil mengenai perbuatan besar yang dilakukan
Allah (11). Setelah mereka mendengar Injil dan kembali ke negara
masing-masing, mereka menyebarkan Injil yang telah mereka dengar.

Ketiga, dalam memberitakan Injil kita harus siap terhadap reaksi
negatif pendengar (13). Ada sebagian yang bukan saja menolak
Injil, tetapi juga mengejek orang yang memberitakan Injil.

Saat memperingati Pentakosta kini, kita tidak lagi menantikan Roh
Kudus datang, tetapi mengucap syukur atas kehadiran-Nya dalam
hidup kita. Dia hadir untuk membimbing kita dalam memenuhi
panggilan kita, yaitu memberitakan Injil. Maukah kita taat pada
panggilan-Nya dan dengan kuat kuasa-Nya pergi memberitakan Injil?

Kisah Para Rasul 2:1-13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar