tiba-tiba saya menjadi sangat malu. Pasti orang akan heran
mengetahui film tidak pantas yang pernah saya tonton, percakapan
rahasia saya untuk merusak nama baik orang lain, rencana-rencana
busuk saya, atau pikiran-pikiran berdosa yang saya nikmati. Namun,
kenapa saya tak pernah malu kepada Tuhan yang selalu tahu
gerak-gerik, motivasi, pikiran, dan rancangan-rancangan yang paling
tersembunyi sekalipun. Saya lebih takut nama baik saya tercemar
dibandingkan takut pada kekudusan Tuhan.
Salah satu penyebab kurangnya rasa takut atau malu ketika berbuat
dosa adalah adanya jaminan keselamatan bagi kita yang beriman kepada
Kristus. Memang, kita pasti masuk ke tempat perhentian-Nya yang
kekal (ayat 1, 3). Namun, kita masih harus mempertanggungjawabkan
hidup kita di hadapan-Nya. Itu sebabnya penulis kitab Ibrani meminta
kita waspada (ayat 1) serta taat kepada-Nya (ayat 6, 11). Kita harus
memegang erat firman Allah untuk menjaga hidup kita tetap bersih
(ayat 12). Sebaliknya, ketika kita menyadari dosa, kita mesti berani
menghampiri takhta-Nya (ayat 16). Sebab, Kristus Imam Besar kita
(ayat 14, 15) yang mendamaikan kita dengan Allah.
Jadi, ada dua sikap yang tampaknya bertentangan, tetapi harus ada
secara bersamaan dalam diri orang percaya. Pertama, sikap takut
berbuat dosa; kedua, sikap berani menghampiri Tuhan Yang Mahakudus.
Kita harus menyadari bahwa tak ada yang dapat kita sembunyikan dari
pandangan-Nya. Di lain pihak, setiap kali kita berdosa, kita mesti
punya keberanian untuk segera datang kepada- Nya, memohon
pengampunan. --HEM
KEKUDUSAN TUHAN MEMBUAT KITA HIDUP HATI-HATI DI HADAPAN-NYA.
KASIH KARUNIA TUHAN MEMBUAT KITA BERANI MENGHAMPIRINYA.
Ibrani 4:1-16
mengetahui film tidak pantas yang pernah saya tonton, percakapan
rahasia saya untuk merusak nama baik orang lain, rencana-rencana
busuk saya, atau pikiran-pikiran berdosa yang saya nikmati. Namun,
kenapa saya tak pernah malu kepada Tuhan yang selalu tahu
gerak-gerik, motivasi, pikiran, dan rancangan-rancangan yang paling
tersembunyi sekalipun. Saya lebih takut nama baik saya tercemar
dibandingkan takut pada kekudusan Tuhan.
Salah satu penyebab kurangnya rasa takut atau malu ketika berbuat
dosa adalah adanya jaminan keselamatan bagi kita yang beriman kepada
Kristus. Memang, kita pasti masuk ke tempat perhentian-Nya yang
kekal (ayat 1, 3). Namun, kita masih harus mempertanggungjawabkan
hidup kita di hadapan-Nya. Itu sebabnya penulis kitab Ibrani meminta
kita waspada (ayat 1) serta taat kepada-Nya (ayat 6, 11). Kita harus
memegang erat firman Allah untuk menjaga hidup kita tetap bersih
(ayat 12). Sebaliknya, ketika kita menyadari dosa, kita mesti berani
menghampiri takhta-Nya (ayat 16). Sebab, Kristus Imam Besar kita
(ayat 14, 15) yang mendamaikan kita dengan Allah.
Jadi, ada dua sikap yang tampaknya bertentangan, tetapi harus ada
secara bersamaan dalam diri orang percaya. Pertama, sikap takut
berbuat dosa; kedua, sikap berani menghampiri Tuhan Yang Mahakudus.
Kita harus menyadari bahwa tak ada yang dapat kita sembunyikan dari
pandangan-Nya. Di lain pihak, setiap kali kita berdosa, kita mesti
punya keberanian untuk segera datang kepada- Nya, memohon
pengampunan. --HEM
KEKUDUSAN TUHAN MEMBUAT KITA HIDUP HATI-HATI DI HADAPAN-NYA.
KASIH KARUNIA TUHAN MEMBUAT KITA BERANI MENGHAMPIRINYA.
Ibrani 4:1-16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar