Minggu, 02 Juni 2013

MENGHADAPI GODAAN

Nats: Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini. (Titus 2:12)

Seorang pelayan Tuhan menuliskan pengalaman pahitnya terjatuh ke dalam dosa perselingkuhan. Kehidupannya porak-poranda; istri dan anak-anaknya meninggalkannya. Ia mengakui, perselingkuhan itu buah dari kecanduan akan pornografi yang membelenggunya sejak muda. Ia menutup kesaksiannya dengan berkata, "Seandainya saya bisa mengendalikan diri dan berkata 'tidak' kepada godaan pertama dari pornografi pada waktu saya masih muda, saya tentu tidak akan terpuruk sejauh ini sekarang!"

Definisi dalam kesaksian di atas kurang lengkap dan bisa menyesatkan karena penguasaan diri terkesan semata-mata usaha kita. Padahal, penguasaan diri bukanlah kekuatan kehendak manusia belaka. Secara sederhana, penguasaan diri berarti ketegasan dan keteguhan untuk berkata 'tidak' terhadap godaan dosa. Dalam terjemahan NIV, ay. 12 berbunyi, "Anugerah-Nya mengajarkan kita untuk berkata 'tidak' kepada ketidaksalehan dan hawa nafsu duniawi." Seperti ditegaskan oleh Paulus, anugerah Allah yang memampukan kita untuk berkata 'tidak' terhadap dosa (ay. 12). Tuhanlah yang menguduskan kita (ay. 14). Bukankah Galatia 5:23 juga menyatakan bahwa penguasaan diri adalah salah satu manifestasi dari buah Roh?

Apakah selama ini Anda sulit menguasai diri dari godaan dosa? Mungkinkah itu karena Anda belum sepenuhnya bergantung kepada anugerah dan kuasa Allah? Marilah kita berhenti bersandar pada kekuatan diri sendiri saja. Kita dapat datang kepada Tuhan, meminta pertolongan-Nya setiap kali pencobaan untuk berdosa muncul. --Jimmy Setiawan

ANUGERAH-NYA MEMAMPUKAN KITA BERKATA 'YA' PADA KEBENARAN ALLAH
DAN BERKATA 'TIDAK' PADA PENCOBAAN DAN GODAAN DOSA.

Titus 2:11-15

e-RH Situs: http://renunganharian.net
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar