Senin, 01 Juli 2013

STIGMA NEGATIF

Nats: Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. (Yakobus 2:1)

Masyarakat cenderung menerakan stigma tertentu pada golongan orang tertentu. Orang yang pernah menginap di hotel prodeo atau lembaga pemasyarakatan, misalnya, tak ayal mendapatkan stigma negatif dan cenderung disingkiri. Tidak sedikit narapidana yang kesulitan berbaur kembali dengan masyarakat ketika masa hukumannya usai. Akibatnya, alih-alih kembali bermasyarakat secara wajar, mereka malah kembali terjerumus ke dalam dunia kriminal.

Dalam kehidupan iman, menerakan stigma negatif pada orang lain adalah sikap yang tercela. Rasul Yakobus menyebutnya sebagai memandang muka, yaitu membedakan perlakuan terhadap orang lain karena status sosialnya. Apa yang terlihat dengan mata jasmani dapat dengan mudah menipu karena manusia tidak dapat mengetahui isi hati dan pikiran orang lain. Pembedaan perlakuan terhadap si kaya dan si miskin adalah contoh yang sering terjadi, termasuk di dalam gereja.

Allah mau umat-Nya belajar memandang orang lain seperti ia memandang dirinya sendiri. Orang yang mampu mengasihi sesama seperti dirinya sendiri -- termasuk menghargai orang lain tanpa melihat status sosial atau penampilan fisiknya -- sedang berbuat baik (Yak. 2:8). Sikap seperti ini selayaknya dijalankan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana kita menerapkan iman selama ini? Apakah kita menyimak nasihat Rasul Yakobus ini manakala berinteraksi dengan sesama? Mari kita bersama-sama belajar menilai seseorang bukan dari penampilan luarnya, melainkan seperti cara Tuhan memandang diri kita. --Widodo Surya Putra

IMAN YANG SEJATI MEMBUANG STIGMA NEGATIF
DAN MEMPERLAKUKAN SETIAP ORANG DENGAN KASIH

Yakobus 2:1-13

e-RH Situs: http://renunganharian.net
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar