Senin, 09 September 2013

GELADI BERSIH

Nats: Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak terguncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. (Ibrani 12:28)

Geladi bersih adalah pelatihan umum yang terakhir menjelang pelaksanaan atau pementasan acara sesungguhnya. Diharapkan, mereka yang terlibat memiliki gambaran tentang apa yang bakal dilakukan nanti. Geladi bersih merupakan persiapan dan bayangan bagi realitas yang sesungguhnya. Mana yang lebih utama dan lebih akbar? Jelas bukan bayangannya, tetapi realitasnya.

Penulis surat Ibrani memandang segala praktik ibadah pada masa sebelum Kristus sebagai "geladi bersih" bagi ibadah yang sejati sesudah kedatangan-Nya. Perjanjian yang lama menjadi bayangan bagi yang baru. Peran imam sebagai perantara dalam hubungan umat dengan Allah adalah persiapan untuk tugas Perantara yang diemban oleh Yesus Kristus. Darah hewan kurban menjadi simbol bagi darah suci yang mengalir di Kalvari. Israel yang menghadap Allah di Gunung Sinai adalah gambaran kita yang--melalui perantaraan Yesus--menyembah Dia dalam kekudusan-Nya. Dan apabila "geladi bersih"-nya sedemikian mulia dan membangkitkan kegentaran, apalagi ibadah yang sebenarnya.

Namun, benarkah demikian? Benarkah umat Kristen sekarang beribadah dengan antusiasme yang tinggi sekaligus sikap penuh hormat akan hadirat Allah? Seberapa siap kita memasuki sebuah ibadah? Seberapa dalam rasa syukur yang mendorong kita pergi ke gereja? Seberapa rindu kita menantikan datangnya hari Minggu? Semoga kita tidak dibuat malu ketika menengok betapa seriusnya umat Perjanjian Lama melakukannya, padahal itu baru sebuah "geladi bersih" belaka. --Pipi A Dhali

KITA SUNGGUH SIAP BERIBADAH JIKALAU KITA SUNGGUH SADAR
SIAPA YANG SEDANG KITA SEMBAH.

Ibrani 12:18-29

e-RH Situs: http://renunganharian.net
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar