Sabtu, 25 Januari 2014

SEKOLAH SUNGAI KERIT

Nats: Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. (1 Raja-raja 17:5)

Sebagai orang yang perfeksionis, saya cenderung terjebak pada rencana-rencana yang telah saya buat. Saya kecewa dan jengkel jika ada masalah yang mengalihkan saya dari kebiasaan dan rencana saya. Lebih dari itu, peralihan tak terduga yang terjadi dalam hidup ini terkadang mengguncangkan dan menyakitkan. Namun, Allah yang mahatahu dapat saja mengalihkan perhatian kita, supaya Dia dapat menggunakan hidup kita secara lebih optimal.

Ingatlah kisah Elia. Elia datang bernubuat dengan penuh kuasa di depan raja Ahab (ay. 1). Namun, Allah lalu memerintahkannya pergi ke Sungai Kerit. Tanpa persediaan makanan dan bekal apa pun, berangkatlah Elia menuju tempat terpencil itu. Ia bisa saja berkata, "Tuhan, ini bukan saat yang tepat untuk menyendiri. Ahab pasti menganggap aku pengecut karena sesudah bicara di depannya malah menyembunyikan diri." Tetapi, Elia percaya dan patuh pada firman Tuhan (ay. 5). Di Sungai Kerit Elia diasingkan untuk berdua hanya dengan Allah. Di sana ia terlindung dari kejaran tentara Ahab. Sungai Kerit menjadi "sekolah" tempat Allah melatih otot rohani Elia, mempersiapkannya menjadi abdi Allah yang cakap (ay. 24).

Allah kadang mengalihkan perhatian dan mengasingkan kita ke "sekolah Sungai Kerit", supaya kita dapat menikmati persekutuan yang intim dengan-Nya. Bisa jadi ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam diri kita sebelum kita melangkah lebih jauh. Melalui masa pembekalan ini, Allah melatih kita untuk terus bergantung kepada-Nya. --Dewi Kurnianingsih /Renungan Harian

BAGI ORANG KRISTEN, PENGALIHAN DAPAT BERARTI TERSEDIANYA BEKAL
YANG LEBIH BESAR DARI ALLAH.

1 Raja-raja 17:1-6

e-RH Situs: http://renunganharian.net
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar