Sabtu, 05 April 2014

BERSEDIA DITEGUR

Nats: Itu akan kami kembalikan! Dan kami tidak akan menuntut apa-apa dari mereka. Kami akan lakukan tepat seperti yang engkau perintahkan! (Nehemia 5:12)

Direktur perusahaan menegur manager keuangan yang terbukti menyelewengkan dana perusahaan. Manager itu tidak mau mengakuinya dan terus mengelak dengan berbagai alasan. Bukannya meminta maaf dan memperbaiki kesalahannya, ia justru marah serta mengancam sang direktur, karena merasa telah dipermalukan dan sakit hati oleh teguran itu.

Sikap yang berbeda justru ditunjukkan oleh para orang kaya yang ditegur oleh Nehemia. Mereka menyadari kesalahan dan memperbaiki sikap mereka. Pada masa pembangunan kembali tembok Yerusalem, banyak orang terpaksa menggadaikan tanah, bahkan menjadikan anak sebagai jaminan, untuk membeli gandum dan membayar pajak kepada raja. Namun, orang kaya tersebut justru memanfaatkan keadaan untuk mengambil keuntungan besar. Nehemia menegur mereka dengan tegas dan keras. Menerima teguran, mengakui kesalahan, dan memperbaiki diri bukanlah perkara mudah bagi mereka yang berstatus sosial tinggi dan terpandang. Namun, mereka dengan rendah hati menuruti perintah Nehemia.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita pun siap menerima teguran ketika bersalah, termasuk ketika firman Tuhan menyatakan pelanggaran kita? Atau, kita malah marah karena merasa dipermalukan? Apakah kita bersedia mengakui kesalahan dan memperbaiki diri? Kiranya Tuhan memampukan kita untuk rendah hati dan rela dievaluasi serta siap sedia memperbaiki diri. Dengan demikian, kehidupan kita semakin berkualitas dan tidak merugikan sesama. --Rellin Ayudya /Renungan Harian

ADA DUA PILIHAN KETIKA MENDAPAT TEGURAN: MENOLAKNYA
KARENA SAKIT HATI ATAU MENERIMANYA DENGAN KERENDAHAN HATI.

Nehemia 5:1-13
hosanna11.blogspot.com
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar