Senin, 31 Januari 2011

Uji iman

Beberapa waktu yang lalu ada sebuah stasiun televisi yang memiliki
program "Uji nyali". Dalam program itu, seseorang akan ditempatkan
di sebuah lokasi yang dianggap angker. Bila peserta kemudian
merasa tidak sanggup untuk meneruskan, maka ia diperbolehkan untuk
berhenti. Itu berarti bahwa orang itu tidak punya cukup nyali.

Badai yang datang tanpa tanda-tanda sebelumnya mem-buat perahu dan
penumpangnya berada dalam bahaya serius (23). Bisa diduga, bahwa
dalam ketakutan para murid melakukan berbagai cara untuk
menyelamatkan diri. Maka mereka begitu heran saat melihat Yesus
dapat tidur dalam situasi yang membuat mereka panik. Namun
ketakutan para murid tidak berhenti sampai di situ saja. Yesus
kemudian menenangkan angin dan air yang mengamuk dengan sebuah
hardikan, seolah hardikan orang tua kepada anak yang sedang nakal.
Bagi para murid, fakta ini tidak kalah menakutkan dibanding angin
badai yang baru saja berlalu (25). Bayangkan, orang yang selalu
bersama mereka, ternyata berkuasa atas angin dan air yang
mengamuk. Lalu dengan siapa sesungguhnya mereka selama ini
berhadapan?

Kisah angin ribut diredakan adalah kisah Yesus yang mau melihat iman
para murid. Sayang, Ia tidak menemukannya. Dalam situasi gawat
darurat itu, Yesus tidak mengharapkan mereka melakukan berbagai
upaya untuk mengatasinya. Ia hanya ingin agar mereka memercayai
Dia. Ironis, mereka malah menegur Yesus karena dianggap tidak
punya perhatian untuk mengatasi masalah yang mengancam hidup. Bagi
Yesus, kurangnya iman para murid merupakan masalah serius. Ini
menunjukkan bahwa mereka tidak melihat Dia sebagai Anak Allah,
Pencipta dan Pemelihara alam semesta.

Mengalami krisis dalam hidup adalah momen untuk melihat iman kita. Di
bawah tekanan situasi, kita bisa tahu sampai di mana iman kita
kepada Kristus. Iman memang merupakan masalah mendasar bagi
pengikut Kristus karena tanpa iman, orang tidak mungkin berkenan
kepada Allah (Ibr. 11:6).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar