Sabtu, 05 Februari 2011

Mukjizat itu nyata

Mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus selalu di luar dugaan
manusia. Apa yang dipandang mustahil oleh manusia, bagi Yesus
adalah sebuah keniscayaan. Hal ini kembali nyata dalam bacaan kita
hari ini, saat Yesus mengubah lima roti dan dua ekor ikan menjadi
makanan yang cukup bagi lima ribu orang lebih.

Saat itu orang banyak berbondong-bondong mengikut Yesus. Mereka tidak
kunjung beranjak, padahal hari sudah menjelang malam. Melihat
orang banyak itu, Yesus merasa perlu memberi mereka makan. Namun
pada saat itu mereka hanya memiliki lima potong roti dan dua ekor
ikan. Dengan jumlah makanan sesedikit itu, mana mungkin bisa
mencukupi kebutuhan makan orang sebanyak itu? Tentu saja jauh dari
cukup (12-13).

Akan tetapi, apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi
Allah. Yesus, yang tidak mau membiarkan orang-orang tersebut
mengalami kelaparan, kemudian bertindak. Lima roti dan dua ekor
ikan, setelah dibagikan, ternyata mencukupi kebutuhan lima ribu
orang yang hadir pada saat itu. Bahkan masih bersisa sebanyak dua
belas bakul (14-17)!

Bagaimanakah mukjizat itu dapat terjadi? Kapankah lima buah roti dan
dua ekor ikan berubah menjadi makanan yang cukup bagi orang
banyak, bahkan berlebih? Kalau kita perhatikan, mukjizat itu
terjadi bukan ketika lima roti dan dua ekor ikan ada di tangan
para murid, akan tetapi pada saat ada di tangan Tuhan Yesus, yang
mengucap berkat dan memecah-mecahkan roti tersebut, lalu kemudian
membagikannya kepada orang banyak.

Dalam kisah ini kita melihat kuasa dan kedaulatan Allah dalam
menjadikan segala sesuatu, juga dalam mencukupi kebutuhan manusia.
Keterbatasan manusia dan keterbatasan berbagai sumber daya tidak
menjadi penghalang bagi kuasa Tuhan untuk bekerja. Hal yang paling
penting adalah menyerahkan segala sesuatunya kepada tangan Tuhan
yang berkuasa. Sebab itu, jangan menghalangi kuasa Tuhan dengan
segala keterbatasan yang kita miliki. Bila kita mau berserah,
mukjizat itu pasti nyata dalam hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar