Sabtu, 05 Februari 2011

Yesus, Sang Mesias

Sudah berapa lamakah kita menjadi orang percaya? Apakah selama ini
kita telah sungguh-sungguh mengenal siapa Yesus, sehingga kita
dapat memberikan jawaban yang benar dan tepat ketika orang
bertanya tentang Yesus?

Pada bagian ini kita membaca tentang Yesus yang mengajukan pertanyaan
kepada murid-murid-Nya: "Kata orang banyak siapakah Aku?" Para
murid memberikan banyak alternatif jawaban kepada Yesus (19).
Kembali Yesus bertanya kepada para murid. Kali ini lebih spesifik:
"Menurut kamu, siapakah Aku ini?" (20a). Bila sebelumnya banyak
murid yang berlomba menjawab, kali ini hanya Petrus yang
memberikan jawaban kepada Yesus (20b).

Pertanyaan Yesus kepada murid-murid mengenai siapa diri-Nya,
berhubungan erat dengan apa yang Dia sampaikan setelah itu. Yesus
memberitahu tentang segala sesuatu yang akan menimpa diri-Nya
(22-27). Dengan kata lain, Yesus memberikan dasar atau alasan bagi
semua hal yang akan Dia alami, yakni karena Dia adalah Mesias dari
Allah, seperti yang dikatakan oleh Petrus.

Penolakan dan aniaya yang akan dijalani oleh Yesus merupakan
"konsekuensi" dari eksistensi-Nya sebagai Mesias. Banyak orang
yang menolak hal ini, termasuk para tua-tua dan ahli-ahli Taurat
(22) karena mereka menciptakan konsep Mesias berdasarkan pandangan
mereka sendiri. Apa yang dialami Yesus juga akan dialami oleh para
murid dan pengikut-pengikut-Nya (23-24). Keyakinan yang kuat
tentang siapa Yesus, akan menjadi kekuatan bagi murid-murid Yesus
untuk bertahan dalam penderitaan dan aniaya yang harus mereka
tanggung kelak.

Lalu bagaimana dengan kita selaku pengikut Kristus saat ini? Sudah
jelaskah bagi kita siapakah Yesus Kristus, yang kita sebut sebagai
Tuhan dan Juruselamat dalam setiap pengakuan iman kita? Kiranya
kita tidak meragukan kebenaran bahwa Yesus adalah Mesias, Anak
Allah yang hidup. Dengan meyakini hal itu, dengan mengenal Dia
semakin dalam dari hari ke sehari melalui persekutuan pribadi
dengan Dia, kita akan siap membayar harga dalam perjalanan kita
mengikut Dia dengan memikul salib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar