Kamis, 10 Februari 2011

TERBIASA DENGAN DOSA

Sebagai mahasiswa kedokteran, seorang kerabat saya diwajibkan
berdinas di rumah sakit. Tugasnya cukup menguji nyali: jaga malam di
kamar mayat. Di hari pertama, ia sangat terganggu oleh suasana
dingin dan aroma formalin. Namun, setelah dua-tiga hari, ia mulai
bisa bertugas dengan santai, bahkan sambil makan di situ! Manusia
memang bisa "kebal" menghadapi situasi buruk, asal dibiasakan, sebab
Tuhan memberinya kemampuan adaptasi yang hebat. Tanyai saja orang
yang sudah lama be-kerja di WC umum, pelelangan ikan, atau pompa
bensin-pasti mereka merasa nyaman saja, walau tempat kerjanya tidak
nyaman.

Sayang, saking baiknya kemampuan adaptasi manusia, kadang dosa pun
bisa tak terasa seperti dosa lagi. Seperti bacaan firman Tuhan hari
ini. Sulit dipercaya bahwa yang melakukan tindakan tercela itu
adalah Raja Salomo: sang penulis puluhan amsal yang bijaksana dan
berwibawa. Salomo jatuh cinta pada gadis-gadis asing dari Moab,
Amon, Edom, Sidon, dan Het. Seiring berjalannya waktu, kesenangan
Salomo atas istri-istrinya menggantikan posisi Tuhan di hidupnya
(ayat 3, 4). Kesenangan-kesenangan itu memalingkan kasihnya dari
Allah.

Belajar dari Salomo, mari kita lebih waspada. Jangan berkompromi
dengan dosa demi kenyamanan pribadi. Mungkin di awal kita masih
punya rasa bersalah, tetapi lama-kelamaan kita bisa terbiasa hingga
merasa tidak ada yang salah. Jangan sampai kita terlena dan
terjerumus. Seperti kata pepatah: Jika kita menghabiskan waktu di
pasar, kita akan tercium seperti ikan; jika kita menghabiskan waktu
di taman, kita akan tercium seperti bunga; jika kita terus-menerus
berbuat dosa, ada waktunya semua akan terbuka --OLV

SERAPAT-RAPATNYA DOSA DISELUBUNGI
SUATU KALI IA AKAN MEMBUAT PELAKUNYA MERUGI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar