Kamis, 17 Maret 2011

JUJUR=HANCUR?

Seorang pemuda miskin tengah mencari pekerjaan ke sana kemari
tanpa hasil. Dalam kerisauan, pemuda itu tidak berkonsentrasi
mengendari motor bututnya. Akibatnya, tanpa sengaja ia menabrak
sebuah mobil mewah yang sedang diparkir. Betapa terkejut dan
takutnya ia, karena lampu kanan mobil itu pecah. Dalam situasi sepi,
sebenarnya bisa saja pemuda itu melarikan diri. Akan tetapi, ia
adalah seorang kristiani yang jujur dan bertanggung jawab. Karena
itu, ia mencari pemilik mobil tersebut. Sang pemilik mobil
memberinya kartu nama, dan memintanya datang ke kantor untuk
menyelesaikan perkara. Tanpa diduga, sang pemilik mobil menawarkan
sebuah pekerjaan bagus untuknya, karena melihat kejujuran pemuda
ini.

Seandainya kita mengalami peristiwa seperti itu, apa yang akan kita
perbuat? Melarikan diri untuk menghindari risiko, atau dengan sikap
jujur mau bertanggung jawab dan bersedia menanggung risiko? Di zaman
sekarang ini kita semakin sulit menemukan orang yang masih memegang
teguh nilai kejujuran. Sebaliknya, yang sering kita ketahui adalah
pejabat yang korupsi, pedagang yang curang, karyawan yang mengambil
keuntungan secara ilegal, atau orang-orang yang melakukan pungutan
liar. Bahkan, tak jarang kita melihat atau mendengar ketidakjujuran
terjadi di gereja.

Apakah bagi kita ketidakjujuran adalah suatu hal yang wajar dan
biasa dilakukan untuk menghindari risiko akibat perbuatan kita?
Ingatlah dan bertahanlah dalam firman hari ini, supaya hidup kita
dipimpin oleh ketulusan dan kita menjadi orang yang jujur (ayat 3)
--PK

DUNIA BERKATA, "JUJUR BERARTI HANCUR"
TETAPI ALLAH BERKATA, "JUJUR BERARTI MUJUR"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar