Jumat, 11 Maret 2011

MENDOAKAN DAN MENGERJAKAN

Ketika kecil, saya sering memprotes. Salah satu protes adalah
lamanya waktu yang dipakai Ayah untuk berdoa. Waktu itu saya sama
sekali tidak mengerti mengapa seolah-olah ada banyak sekali orang
yang Ayah doakan. Setiap hari semakin banyak yang Ayah doakan, dan
Ayah semakin lama berdoa. Semakin hari semakin banyak pelayanan
Ayah, dan semakin lama pula ia berdoa. Ayah bahkan sudah berdoa
sebelum saya dan Adik bangun. Setelah kami tidur, Ayah juga akan
berdoa. Ayah tak pernah marah kalau saya dan Adik bilang, "Papa,
nanti doanya jangan lama-lama!" atau mencoba mengatur siapa yang
perlu didoakan dan siapa yang tidak. Ia hanya tersenyum.

Namun kini saya tahu, rahasia pelayanan Ayah tidak terletak pada
jumlah pelayanan yang ia lakukan atau jumlah orang yang ia layani,
tetapi pada waktu doanya. Bahkan, setelah lebih dari sepuluh tahun
sejak Ayah berpulang, saya tidak ingat satu pun khotbahnya, tetapi
saya masih mengingat jelas sikap, cara, dan kesungguhannya dalam
berdoa, serta bagaimana semuanya itu menyentuh kehidupan orang-orang
di sekitarnya, termasuk saya.

Saya menjadi tahu bahwa semakin banyak hal yang ingin saya kerjakan,
semakin banyak waktu yang perlu saya sediakan bersama Tuhan. Bukan
saja untuk mendoakan rencana-rencana saya, melainkan juga satu per
satu orang yang bersentuhan dengan hidup saya. Paulus juga mendoakan
jemaat di Efesus agar mereka paham betapa lebarnya dan panjangnya
dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus kepada mereka, dan saya.
Tuhan dapat melakukan jauh lebih banyak dari yang kita doakan atau
pikirkan --SL

DOAKANLAH YANG KITA KERJAKAN
KERJAKANLAH YANG KITA DOAKAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar