Jumat, 11 Maret 2011

Investasi bagi kekekalan

Pertanggungjawaban adalah hal yang harus dilakukan bila kita dipercaya
untuk melakukan sesuatu. Laporan pertanggungjawaban akan
memperlihatkan apakah kita bisa dipercaya dan berhasil
melaksanakan tugas tersebut.

Perumpamaan ini berkisah tentang bendahara yang menyalahgunakan harta
tuannya yang dipercayakan kepada dia. Sang tuan yang kemudian
mengetahui ulah si bendahara, menuntut pertanggungjawaban (1-2).
Si bendahara yang sadar betul kesalahannya, tahu bahwa ia tidak
akan lolos. Namun ia tidak mau kehilangan masa depan. Ia
memanfaatkan posisi yang masih dia pegang untuk menyelamatkan
dirinya (4-7).

Mungkin sebagian dari antara kita akan geleng-geleng kepala melihat
kelakuan si bendahara. Namun Yesus memberikan penilaian positif
bagi si bendahara. Mengapa? Si bendahara tahu bahwa ia akan
dimintai pertanggungjawaban, dan ia tahu konsekuensinya. Maka ia
memikirkan antisipasinya secara serius.

Melalui perumpamaan bendahara, Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk
memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki dan
menginvestasikannya bagi kekekalan agar siap memberi
pertanggungjawaban kelak kepada Sang Tuan (9). Sebab itu murid
Tuhan harus bisa dipercaya atas segala sumber daya yang Tuhan
percayakan kepada mereka, betapa pun kecilnya (10-12).

Bila seorang bendahara yang tidak jujur tahu memanfaatkan apa yang dia
miliki, yaitu waktu yang tersisa, dengan sebaik-baiknya untuk
kepentingan masa depannya, maka murid Tuhan seharusnya berhikmat
memaksimalkan manfaat segala miliknya. Dan manfaat yang
dimaksimalkan itu tentu saja bukan untuk kepentingan diri kita
semata-mata, melainkan harus dilihat dari perspektif kekekalan.

Bila kita memiliki sesuatu berarti kita bertanggung jawab atas milik
kita itu. Pemanfaatannya merupakan ujian bagi karakter kita. Orang
yang dapat dipercaya atas hal kecil, dapat dipercaya pula atas hal
besar. Orang yang tidak jujur atas hal kecil, biasanya sulit jujur
pula atas hal besar. Termasuk yang manakah Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar