Senin, 28 Maret 2011

TAKUT BERHARAP LEBIH

Setelah dikhianati suaminya, seorang istri berkata: "Sekarang saya
tidak lagi berharap banyak kepadanya. Tidak berharap diperhatikan;
diberi hadiah ulang tahun; ditelepon jika ia dinas di luar kota.
Saya sudah banyak dikecewakan. Jadi, saya tidak lagi mau
menggantungkan harapan kepadanya." Ketakutan dikecewakan lagi telah
membuat sang istri menurunkan hara-pannya pada sang suami. Ia takut
berharap lebih.

Ketika Maria datang ke kubur Yesus pada pagi Paskah, ia pun tidak
berani berharap ba-nyak. Maria datang sekadar hendak merawat jenazah
Yesus. Tidak lebih dari itu! Ia tidak berharap akan menjumpai Yesus
yang sudah bangkit, karena baginya harapan itu tidak realistis.
Terlalu muluk. Bisa kecewa jika nanti hal itu tidak terjadi. Maka,
saat ditanya, "Siapa yang engkau cari?" Maria menjawab bahwa ia
ingin mencari mayat Yesus yang diambil orang. Ia masih belum
menyadari dengan siapa ia sedang bercakap-cakap. Setelah disapa
dengan namanya, barulah Maria tersadar: Yesus hidup. Yesus berdiri
di hadapannya! Dari situ ia belajar: Yesus bisa memberi jauh
melebihi apa yang ia harapkan.

Berharap banyak pada manusia memang bisa mengecewakan, seperti
pengalaman seorang istri tadi. Manusia tidak bisa kita andalkan.
Akan tetapi, Allah berbeda. Paulus berkata, kuasa-Nya "hebat" bagi
kita. Jadi, taruhlah seluruh harapan masa depan Anda kepada-Nya:
mulai dari studi, pekerjaan, jodoh, keluarga, sampai pemeliharaan
Allah di masa tua. Walau tak semua kemauan kita Tuhan turuti, tetapi
yang kita butuhkan pasti Dia beri. Jangan takut berharap lebih!
--JTI

HARAPAN ITU IBARAT SAUH
AGAR BIDUKMU TAK TEROMBANG-AMBING, TANCAPKAN DENGAN TEGUH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar