Kamis, 07 April 2011

MAKNA BEKERJA

Pak Lim, di usianya yang sudah 60-an, bekerja di sebuah hotel
bintang lima di Singapura. Tugasnya memastikan puluhan engsel pintu
di setiap kamar hotel itu berfungsi baik. Itu harus ia lakukan
setiap hari. Padahal ada 600 kamar di situ! Dan, ketika
engsel-engsel pintu di kamar ke-600 selesai dicek, ia harus kembali
ke kamar pertama! Begitu terus-menerus.

Ketika ditanya, apa yang membuatnya tetap teliti dan tak bosan
bekerja, ia mengaku telah menemukan makna di balik pekerjaannya yang
tampak menjemukan. Bahwa setiap tamu hotel bintang lima itu pasti
seorang kepala keluarga atau pimpinan perusahaan yang memiliki
banyak staf. Andai terjadi kebakaran, dan salah satu engsel pintu
tak berfungsi hingga tamu terkunci dan tewas di situ, maka
kerugiannya sangat besar. Tak hanya bagi hotel, tetapi juga bagi
keluarga, perusahaan, dan banyak karyawan yang hidupnya dipengaruhi
oleh peran sang tamu. Jadi, Pak Lim tak sekadar bekerja memeriksa
engsel, tapi menyelamatkan nyawa para kepala keluarga dan pemimpin
perusahaan!

Mari cermati pekerjaan kita. Tak hanya apa yang tampak dari luar,
melainkan makna yang mendasarinya hingga pekerjaan itu penting untuk
dikerjakan. Orang yang tak mengerti makna pekerjaannya bisa merasa
jemu dan sia-sia bekerja (Pengkhotbah 2:11). Akan tetapi, anak-anak
Tuhan perlu memahami makna pekerjaannya. Pertama, Tuhan sendiri
memanggil kita untuk bekerja-bekerja yang halal, bukan yang cemar (1
Tesalonika 4:7). Kedua, Tuhan mau kita menjadi berkat bagi sesama
saudara, melalui pekerjaan kita (ayat 9). Ketiga, Tuhan rindu kita
bersaksi bahwa Tuhan memelihara, karena dengan bekerja kita tak
bergantung kepada orang lain (ayat 12) --AW

TEMUKAN NILAI KEKAL DALAM PEKERJAAN KITA
AGAR SETIAP PEKERJAAN MENJADI BERMAKNA, TAK PERNAH SIA-SIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar