Rabu, 06 April 2011

NASIB KELELAWAR

Dalam dongeng Aesop, suatu saat pasukan burung dan pasukan
binatang buas berperang. Kelelawar mengamat-amati. Saat pasukan
burung menang, si kelelawar mengaku-aku dirinya burung. Sebaliknya,
saat pasukan binatang buas berjaya, ia mengaku-aku dirinya binatang
buas. Sayang, muslihatnya ketahuan. Ia pun dibenci, baik oleh burung
maupun oleh binatang buas. Sejak saat itu kelelawar suka
menyembunyikan diri pada siang hari, dan baru keluar untuk mencari
makan pada malam hari.

Dalam peperangan, tidak mungkin kita menjejakkan kaki sekaligus di
atas dua kubu yang berlawanan. Begitu juga dalam mengikut Kristus
Yesus. Mengikuti Kristus berarti meninggalkan segala sesuatu yang
berlawanan dengan Dia. Kita tidak lagi mengejar pemuasan keinginan
pribadi, tetapi memilih untuk menganut kehendak-Nya. Paulus
menyebutnya sebagai "menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginannya" (ayat 24). Kita tidak dapat mengikuti jalan Tuhan
sekaligus memuaskan hawa nafsu daging. Kristus menuntut pemisahan
yang tegas.

Mengikut Kristus memberi kita kuasa atas dosa dan kedagingan. Bukan
berarti kita tidak akan lagi mengalami pencobaan; sebaliknya,
pencobaan terhadap kita malah akan semakin intensif. Namun, sekarang
kita bukan lagi tanpa daya, melainkan dimampukan untuk menolak dan
melawannya. Dalam Lukas 9:23, Yesus berkata bahwa pengikut-Nya harus
"memikul salibnya setiap hari". Setiap hari kita perlu menyerahkan
kecenderungan untuk berdosa itu kepada Allah. Setiap hari
menyalibkannya, dan dari waktu ke waktu meminta kuasa Roh Kudus
memampukan kita mengatasinya --ARS

KARENA KRISTUS TELAH MEMENANGKAN PEPERANGAN
KITA DIMAMPUKAN UNTUK MENGATASI PENCOBAAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar