Sepintas bagian ini seperti jawaban terhadap pertanyaan di Mazmur
15:1, "... siapakah yang boleh menumpang di kemah Tuhan dan diam
di gunung-Nya yang kudus...?" Apa yang diungkap oleh bagian ini
adalah pernyataan pemazmur akan hidupnya yang sesuai dengan firman
Tuhan (22-24).
Bila dilepas dari konteksnya, ayat-ayat ini mengesankan kesombongan
penulisnya. Dua kali pemazmur mengatakan bahwa Tuhan memperlakukan
atau membalas dia sesuai dengan kebenarannya (21, 25). Sebenarnya
bagian ini adalah respons pemazmur terhadap panggilan pertobatan
yang didengungkan nabi kepada umat Tuhan: "...bilamana kamu
mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, ..." (2Taw. 15:2). Daud
pernah mengalami ini. Saat ia jatuh ke dalam dosa perzinaan lalu
ditegur oleh Natan, maka respons spontan Daud adalah mengakui
dosanya dan bertobat. Natan mewakili Allah langsung menyatakan,
"Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati" (2Sam.
12:13). Bila Tuhan sudah mengampuni dosa yang diakui dengan tulus,
yang disertai wujud nyata menjauhi kenajisan dan menaati hukum
Tuhan maka di hadapan-Nya orang tersebut adalah orang yang
berkenan kepada-Nya. Itulah yang diungkap pemazmur di bagian ini.
Itulah juga hakikat keadilan Tuhan (26-28). Maka di mazmur ini
keberanian pemazmur bukanlah kecongkakan melainkan kesadaran akan
anugerah Allah atas dirinya (29-30).
Anak Tuhan sejati memiliki keberanian percaya bahwa hidup yang sudah
ditebus oleh Kristus adalah benar di hadapan Bapa. Apa pun tuduhan
kepada dia, ia tahu bahwa dirinya milik Allah. Roh Kudus di
dalamnya bersaksi bahwa dia anak Allah (Rm. 8:16). Dengan
keyakinan itu, anak Tuhan akan bertindak penuh keberanian
menentang musuh. Hidupnya menjadi pembuktian bahwa ia benar milik
Tuhan, yaitu dengan menjalani hidup yang kudus dan menjauhi segala
kejahatan!
Mazmur 18:21-30
15:1, "... siapakah yang boleh menumpang di kemah Tuhan dan diam
di gunung-Nya yang kudus...?" Apa yang diungkap oleh bagian ini
adalah pernyataan pemazmur akan hidupnya yang sesuai dengan firman
Tuhan (22-24).
Bila dilepas dari konteksnya, ayat-ayat ini mengesankan kesombongan
penulisnya. Dua kali pemazmur mengatakan bahwa Tuhan memperlakukan
atau membalas dia sesuai dengan kebenarannya (21, 25). Sebenarnya
bagian ini adalah respons pemazmur terhadap panggilan pertobatan
yang didengungkan nabi kepada umat Tuhan: "...bilamana kamu
mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, ..." (2Taw. 15:2). Daud
pernah mengalami ini. Saat ia jatuh ke dalam dosa perzinaan lalu
ditegur oleh Natan, maka respons spontan Daud adalah mengakui
dosanya dan bertobat. Natan mewakili Allah langsung menyatakan,
"Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati" (2Sam.
12:13). Bila Tuhan sudah mengampuni dosa yang diakui dengan tulus,
yang disertai wujud nyata menjauhi kenajisan dan menaati hukum
Tuhan maka di hadapan-Nya orang tersebut adalah orang yang
berkenan kepada-Nya. Itulah yang diungkap pemazmur di bagian ini.
Itulah juga hakikat keadilan Tuhan (26-28). Maka di mazmur ini
keberanian pemazmur bukanlah kecongkakan melainkan kesadaran akan
anugerah Allah atas dirinya (29-30).
Anak Tuhan sejati memiliki keberanian percaya bahwa hidup yang sudah
ditebus oleh Kristus adalah benar di hadapan Bapa. Apa pun tuduhan
kepada dia, ia tahu bahwa dirinya milik Allah. Roh Kudus di
dalamnya bersaksi bahwa dia anak Allah (Rm. 8:16). Dengan
keyakinan itu, anak Tuhan akan bertindak penuh keberanian
menentang musuh. Hidupnya menjadi pembuktian bahwa ia benar milik
Tuhan, yaitu dengan menjalani hidup yang kudus dan menjauhi segala
kejahatan!
Mazmur 18:21-30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar