Sebagaimana halnya musik, setiap mazmur membawa suasana yang khas.
Ada mazmur kegirangan; ada mazmur kedukaan; ada mazmur doa; ada
mazmur pertobatan. Mazmur 25 adalah contoh mazmur pertobatan.
Pertobatan yang dialami Daud pertama-tama terjadi karena ia sadar
telah banyak berdosa sejak muda (ayat 7). Syukur, bukan
keberdosaannya saja yang ia catat. Jika hanya itu yang diingat,
mungkin ia hanya akan menghukum dan menindas dirinya sendiri dengan
rasa bersalah. Akan tetapi Daud juga mengingat rahmat dan kasih
setia Tuhan yang besar. Kata "kasih setia" dalam bahasa Ibrani
adalah khesed. Khesed menunjuk pada kasih yang terus ada, tanpa
bergantung pada tindakan orang yang dituju oleh kasih itu. Apa pun
ulah orang, Tuhan tetap teguh dalam khesed-Nya. Dia tetap Allah yang
berlimpah rahmat. Repotnya, ini bisa disalahpahami: karena Allah itu
khesed, manusia tidak lagi takut berbuat dosa.
Lupa bahwa khesed ada untuk mengungkap kasih setia Tuhan, yang jauh
lebih besar dari keberdosaan yang manusia lakukan sejak dulu. Kasih
setia ini, dengan demikian, bukan "tiket" untuk berbuat dosa. Namun,
harus ditanggapi dengan ucapan syukur dan pertobatan.
Daud pun mengingat segala rahmat dan kasih setia Tuhan. Itu sebabnya
ia berani terus melangkah, walaupun ia pernah salah. Keberanian
melangkah yang tidak muncul karena rasa bangga diri, tetapi karena
ia menyadari keadaan dirinya dan menyadari kedaulatan Tuhan. Apakah
kita juga hidup dalam syukur akan rahmat Tuhan yang baru setiap pagi
dan dengan demikian tak lagi berkubang dalam dosa? --DKL
KEBERDOSAAN KITA TAK MENGHENTIKAN KASIH SETIA TUHAN
HENDAKNYA ITU MEMBUAT KITA BERHENTI MENDUKAKAN TUHAN
Mazmur 25
Ada mazmur kegirangan; ada mazmur kedukaan; ada mazmur doa; ada
mazmur pertobatan. Mazmur 25 adalah contoh mazmur pertobatan.
Pertobatan yang dialami Daud pertama-tama terjadi karena ia sadar
telah banyak berdosa sejak muda (ayat 7). Syukur, bukan
keberdosaannya saja yang ia catat. Jika hanya itu yang diingat,
mungkin ia hanya akan menghukum dan menindas dirinya sendiri dengan
rasa bersalah. Akan tetapi Daud juga mengingat rahmat dan kasih
setia Tuhan yang besar. Kata "kasih setia" dalam bahasa Ibrani
adalah khesed. Khesed menunjuk pada kasih yang terus ada, tanpa
bergantung pada tindakan orang yang dituju oleh kasih itu. Apa pun
ulah orang, Tuhan tetap teguh dalam khesed-Nya. Dia tetap Allah yang
berlimpah rahmat. Repotnya, ini bisa disalahpahami: karena Allah itu
khesed, manusia tidak lagi takut berbuat dosa.
Lupa bahwa khesed ada untuk mengungkap kasih setia Tuhan, yang jauh
lebih besar dari keberdosaan yang manusia lakukan sejak dulu. Kasih
setia ini, dengan demikian, bukan "tiket" untuk berbuat dosa. Namun,
harus ditanggapi dengan ucapan syukur dan pertobatan.
Daud pun mengingat segala rahmat dan kasih setia Tuhan. Itu sebabnya
ia berani terus melangkah, walaupun ia pernah salah. Keberanian
melangkah yang tidak muncul karena rasa bangga diri, tetapi karena
ia menyadari keadaan dirinya dan menyadari kedaulatan Tuhan. Apakah
kita juga hidup dalam syukur akan rahmat Tuhan yang baru setiap pagi
dan dengan demikian tak lagi berkubang dalam dosa? --DKL
KEBERDOSAAN KITA TAK MENGHENTIKAN KASIH SETIA TUHAN
HENDAKNYA ITU MEMBUAT KITA BERHENTI MENDUKAKAN TUHAN
Mazmur 25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar