Memercayai janji Allah ternyata tidak selalu mudah, terutama ketika
situasi tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa janji itu digenapi.
Akan tetapi, bukankah esensi iman adalah "bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibr. 11:1)?
Walaupun Allah telah berjanji akan memberikan anak kepada Abraham
melalui Sara (Kej. 17:16, 19), tetapi Sara sulit untuk percaya.
Sebelumnya Sara berpikir bahwa Allah hanya mementingkan keturunan
dari Abraham, jadi keturunan itu tidak harus berasal dari
rahimnya. Ini bisa dimengerti karena sebelumnya Allah memang tidak
menegaskan siapa ibu dari anak Abraham. Namun setelah Allah dengan
tegas menolak Ismael dan menegaskan bahwa anak yang dimaksud harus
lahir dari rahimnya (Kej. 17:18-19), Sara masih tidak percaya.
Ketika Allah mengunjungi Abraham dan menyatakan bahwa tahun depan
Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki, Sara tertawa dalam
hatinya karena ia sadar bahwa dirinya telah tua. Selain itu ia
telah mati haid (11-12). Jadi bagaimana mungkin ia dan Abraham
bisa mendapatkan seorang anak?
Ternyata umat Allah sangat sulit untuk percaya bahwa Allah dapat
melakukan apa yang melampaui pemikiran manusia. Padahal Allah
sering melakukan hal-hal yang sulit diterima akal manusia. Ia
telah meruntuhkan tembok Yerikho yang kokoh hanya dengan sorak
sorai umat Israel, membelah Laut Merah hingga umat Israel bisa
menyeberang, atau menghidupkan kembali orang mati. Kita lihat
bagaimana Allah dapat melakukan hal-hal yang ajaib. Kita juga
dapat lihat bahwa selama tiga generasi, istri dari bapak-bapak
leluhur adalah wanita-wanita mandul: Sara, Ribka, dan Rahel.
Kita perlu sadar bahwa kuasa Allah sungguh tidak terbatas. Allah
sanggup melakukan apa yang mustahil bagi manusia atau apa yang
berada di luar jangkauan pemikiran manusia. Jika Allah hanya
melakukan hal-hal yang bersifat rasional, bukankah itu berarti
bahwa Ia sama dengan manusia? Sering sekali Allah dengan sengaja
membiarkan kita dalam kesulitan yang tidak mungkin kita atasi,
supaya kita sadar bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Kejadian 18:1-15
situasi tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa janji itu digenapi.
Akan tetapi, bukankah esensi iman adalah "bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibr. 11:1)?
Walaupun Allah telah berjanji akan memberikan anak kepada Abraham
melalui Sara (Kej. 17:16, 19), tetapi Sara sulit untuk percaya.
Sebelumnya Sara berpikir bahwa Allah hanya mementingkan keturunan
dari Abraham, jadi keturunan itu tidak harus berasal dari
rahimnya. Ini bisa dimengerti karena sebelumnya Allah memang tidak
menegaskan siapa ibu dari anak Abraham. Namun setelah Allah dengan
tegas menolak Ismael dan menegaskan bahwa anak yang dimaksud harus
lahir dari rahimnya (Kej. 17:18-19), Sara masih tidak percaya.
Ketika Allah mengunjungi Abraham dan menyatakan bahwa tahun depan
Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki, Sara tertawa dalam
hatinya karena ia sadar bahwa dirinya telah tua. Selain itu ia
telah mati haid (11-12). Jadi bagaimana mungkin ia dan Abraham
bisa mendapatkan seorang anak?
Ternyata umat Allah sangat sulit untuk percaya bahwa Allah dapat
melakukan apa yang melampaui pemikiran manusia. Padahal Allah
sering melakukan hal-hal yang sulit diterima akal manusia. Ia
telah meruntuhkan tembok Yerikho yang kokoh hanya dengan sorak
sorai umat Israel, membelah Laut Merah hingga umat Israel bisa
menyeberang, atau menghidupkan kembali orang mati. Kita lihat
bagaimana Allah dapat melakukan hal-hal yang ajaib. Kita juga
dapat lihat bahwa selama tiga generasi, istri dari bapak-bapak
leluhur adalah wanita-wanita mandul: Sara, Ribka, dan Rahel.
Kita perlu sadar bahwa kuasa Allah sungguh tidak terbatas. Allah
sanggup melakukan apa yang mustahil bagi manusia atau apa yang
berada di luar jangkauan pemikiran manusia. Jika Allah hanya
melakukan hal-hal yang bersifat rasional, bukankah itu berarti
bahwa Ia sama dengan manusia? Sering sekali Allah dengan sengaja
membiarkan kita dalam kesulitan yang tidak mungkin kita atasi,
supaya kita sadar bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Kejadian 18:1-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar