Secara logika seharusnya orang benar jangan hidup bersama-sama dengan
orang fasik (bdk. Mzm. 1:1). Kenyataannya, daya pikat dunia dan
kehidupan orang fasik begitu menarik sehingga banyak orang benar
yang tertarik untuk bergaul dengan mereka. Padahal seharusnya
orang benar tidak tahan dengan kejahatan yang mereka lihat setiap
hari.
Lot adalah orang benar yang hidup di tengah orang fasik, walaupun
jiwanya tersiksa (2Ptr. 2:6-8). Nas kita dimulai dengan informasi
tentang Lot yang duduk di pintu gerbang Sodom. Dalam dunia kuno,
kota dikelilingi oleh tembok sehingga ada pintu gerbang. Itu
adalah tempat yang paling penting di kota karena semua transaksi
biasanya dilakukan di situ. Para penatua juga duduk di situ. Bila
Lot duduk di situ berarti ia sudah menjadi bagian dalam kehidupan
Sodom.
Saat Lot melihat dua orang asing datang, ia sujud kepada mereka dengan
mukanya sampai ke tanah (bdk. Kej. 18:2). Ia memohon supaya mereka
mau menginap di rumahnya. Dalam dunia kuno, orang wajib
menyediakan tempat bermalam bagi para musafir, keselamatan
orang-orang asing tersebut sangat tergantung kepada keramahan
penduduk setempat. Undangan Lot agar orang asing tersebut menginap
di rumahnya dan meninggalkan kota sampai pagi bertujuan supaya
orang Sodom tidak mengetahui kedatangan mereka (2).
Namun orang Sodom sempat tahu dan memaksa Lot menyerahkan kedua orang
itu. Sayangnya Lot tidak memiliki pengaruh di Sodom sehingga ia
pun dihina saat mencoba melindungi tamunya (9). Kedua orang yang
adalah malaikat itu lalu membutakan mata semua orang hingga mereka
berdua pun selamat (10-11).
Kehidupan orang benar di tengah orang fasik adalah dilema yang banyak
dihadapi orang percaya. Memang baik jika orang benar memberikan
pengaruh positif di lingkungannya. Namun bila situasi sekitar
begitu kuat dipengaruhi dosa, jangan sampai terbawa kefasikan
mereka. Bila membahayakan, kita harus minta pimpinan Tuhan tentang
apa yang harus kita lakukan untuk mengatasinya.
Kejadian 19:1-11
orang fasik (bdk. Mzm. 1:1). Kenyataannya, daya pikat dunia dan
kehidupan orang fasik begitu menarik sehingga banyak orang benar
yang tertarik untuk bergaul dengan mereka. Padahal seharusnya
orang benar tidak tahan dengan kejahatan yang mereka lihat setiap
hari.
Lot adalah orang benar yang hidup di tengah orang fasik, walaupun
jiwanya tersiksa (2Ptr. 2:6-8). Nas kita dimulai dengan informasi
tentang Lot yang duduk di pintu gerbang Sodom. Dalam dunia kuno,
kota dikelilingi oleh tembok sehingga ada pintu gerbang. Itu
adalah tempat yang paling penting di kota karena semua transaksi
biasanya dilakukan di situ. Para penatua juga duduk di situ. Bila
Lot duduk di situ berarti ia sudah menjadi bagian dalam kehidupan
Sodom.
Saat Lot melihat dua orang asing datang, ia sujud kepada mereka dengan
mukanya sampai ke tanah (bdk. Kej. 18:2). Ia memohon supaya mereka
mau menginap di rumahnya. Dalam dunia kuno, orang wajib
menyediakan tempat bermalam bagi para musafir, keselamatan
orang-orang asing tersebut sangat tergantung kepada keramahan
penduduk setempat. Undangan Lot agar orang asing tersebut menginap
di rumahnya dan meninggalkan kota sampai pagi bertujuan supaya
orang Sodom tidak mengetahui kedatangan mereka (2).
Namun orang Sodom sempat tahu dan memaksa Lot menyerahkan kedua orang
itu. Sayangnya Lot tidak memiliki pengaruh di Sodom sehingga ia
pun dihina saat mencoba melindungi tamunya (9). Kedua orang yang
adalah malaikat itu lalu membutakan mata semua orang hingga mereka
berdua pun selamat (10-11).
Kehidupan orang benar di tengah orang fasik adalah dilema yang banyak
dihadapi orang percaya. Memang baik jika orang benar memberikan
pengaruh positif di lingkungannya. Namun bila situasi sekitar
begitu kuat dipengaruhi dosa, jangan sampai terbawa kefasikan
mereka. Bila membahayakan, kita harus minta pimpinan Tuhan tentang
apa yang harus kita lakukan untuk mengatasinya.
Kejadian 19:1-11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar