Minggu, 19 Juni 2011

Apa pun risikonya

Dengan mata, manusia dapat melihat segala sesuatu. Namun mata rohani
yang tertutup dosa sulit melihat kebenaran. Dalam kondisi
demikian, orang jadi lebih suka menolak dan menindas kebenaran.

Inilah yang terjadi pada pemimpin agama Yahudi. Mereka mengalami
kebutaan rohani sehingga mata hati mereka begitu gelap hingga tak
bisa melihat karya Allah yang sedang bekerja di tengah-tengah
mereka. Mereka tidak melihat dan bahkan menolak fakta kebenaran
dan kuasa murid-murid Yesus dalam bersaksi, karena mereka hanya
orang biasa dan tidak terpelajar (13). Para pemimpin agama Yahudi
juga menolak fakta yang tidak terbantahkan dan yang jelas
terbentang di depan mereka, yaitu bahwa orang yang lumpuh sejak
lahir itu telah sembuh total secara ajaib. Padahal semua fakta itu
menunjukkan bahwa Yesus hidup dan saat itu bekerja melalui Roh
Kudus-Nya.

Kebencian terhadap Yesus, kekerasan hati, dan kebutaan mata rohani
menghalangi mereka untuk melihat kebenaran itu. Akibatnya, mereka
hanya bisa terheran-heran akan kuasa dan keberanian Petrus dan
Yohanes dalam melakukan mukjizat. Bukannya menerima kebenaran,
mereka malah memberikan intimidasi agar kebenaran tentang Yesus
tidak tersebar semakin luas (17).

Menghadapi intimidasi Mahkamah Agama, Petrus dan Yohanes memilih untuk
menaati Allah, apa pun risikonya. Karena tidak mungkin bagi mereka
untuk tidak bersaksi tentang apa yang mereka telah lihat dan
dengar mengenai Tuhan Yesus, yang menyelamatkan orang yang percaya
kepada-Nya.

Pilihan untuk menaati Allah di tengah lingkungan yang tidak mengenal
Kristus memang tidak mudah. Bisa jadi malah mengundang risiko.
Namun kita harus teguh pada iman kita karena hidup kita sudah
ditebus dan harganya telah lunas dibayar oleh curahan darah
Kristus di kayu salib. Karena itu kita sudah menjadi milik Kristus
sepenuhnya. Maka seharusnyalah tak ada kompromi dan tak ada lagi
pikir-pikir bila pilihannya adalah meninggalkan Kristus. Meski
nyawa risikonya, Kristuslah yang harus kita pilih, bukan yang
lain!

Kisah Para Rasul 4:13-22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar