Minggu, 19 Juni 2011

PERSEMBAHAN YANG HIDUP

Seekor induk ayam tiba-tiba berkotek-kotek tidak keruan. Ia
memanggil anak-anaknya, berputar-putar sambil celingak-celinguk ke
sana kemari. Suaranya nyaring, gelagatnya gelisah. Matanya
terus-terusan melihat ke langit. Ternyata, seekor elang sedang
terbang. Kelihatannya elang itu hendak menyambar anak-anak ayam
tersebut. Melihat bahaya yang pasti datang dan mengancam, induk ayam
tidak mau ambil risiko. Ia meneriakkan tanda bahaya pada
anak-anaknya.

Isi surat Paulus dalam Roma 12 ini bernada seolah-olah ia tengah
berteriak-berseru dan mengingatkan jemaat Tuhan untuk waspada.
Paulus meminta perhatian jemaat Roma untuk memperhatikan ancaman
bagi kehidupan jemaat Tuhan yang berasal dari dunia (ayat 2).
Ancaman itu begitu nyata dan jelas, bahkan berbahaya, sehingga
Paulus perlu memberikan peringatan dini untuk waspada. Isinya
pesannya jelas, yaitu tubuh ini harus digunakan untuk memuliakan
Tuhan (ayat 1). Keduniawian bisa begitu menggoda hingga kita
mengabaikan pentingnya memberikan tubuh sebagai alat rohani bagi
Tuhan dalam dunia ini. Dan, itu bagaikan "elang" yang mengancam
kehidupan anak-anak Tuhan.

Sekarang ini, konsep keduniawian seperti itu kerap memengaruhi cara
berpikir kita. Kita menjadi orang kristiani yang taat hanya pada
hari Minggu. Kita juga menganggap bahwa beribadah hanya pada saat di
rumah Tuhan. Kita mengabaikan bahwa kita adalah anak Tuhan kapan
pun, di mana pun, dan dalam kondisi apa pun. Paulus mengingatkan
supaya kita menjadikan hidup kita sebagai persembahan yang hidup
dalam segala aspek hidup dan setiap waktu kita --FZ

JADIKANLAH HIDUP KITA SEBAGAI DUPA
YANG HARUM DAN MENYENANGKAN HATI TUHAN
Roma 12:1-2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar