Sabtu, 02 Juli 2011

Biarkan Kristus berkuasa

Kisah orang beriman di Perjanjian Lama merupakan gaung yang mendahului
kabar Injil dan bayang-bayang yang mendahului sosok yang
dinantikan, yaitu Kristus. Itulah gambaran yang ingin disampaikan
Stefanus di hadapan Sanhedrin ketika menyoroti kehidupan Musa.

Stefanus menegaskan bahwa bukan dia yang menghujat Musa sebagaimana
fitnahan mereka, merekalah yang justru menghujat Musa dan Allah.
Stefanus menjelaskan bahwa Allah menggenapi rancangan-Nya untuk
membebaskan umat-Nya melalui Musa (35-36), yang melakukan hal itu
dengan tanda dan mukjizat. Bukan hanya di Mesir, juga di Laut
Merah, dan di padang gurun. Selain sebagai pemimpin dan
penyelamat, Musa menjadi mediator antara umat dan malaikat saat ia
di Gunung Sinai (38). Namun orang Yahudi menolak Musa. Mereka
tidak peduli bahwa Musa diutus Tuhan.

Stefanus lalu membuat garis penghubung antara Musa dan Kristus dengan
mengutip nubuat Musa mengenai "nabi seperti Musa yang akan
dibangkitkan Allah bagi mereka" (37). Stefanus ingin menunjukkan
bahwa sama seperti Musa, Yesus pun diutus Allah. Musa dan Yesus
juga mengalami penolakan dan perlakuan yang tidak baik dari bangsa
Yahudi.

Stefanus juga mengingatkan bahwa penolakan orang Yahudi terhadap Musa
mengakibatkan penyembahan berhala. Ini melanggar Taurat. Tentu
saja Allah murka.

Dengan pembandingan tersebut, Stefanus seolah ingin mengatakan bahwa
penolakan terhadap Yesus pun akan berdampak bagi orang Yahudi.
Lihat saja pengagungan yang berlebihan terhadap Bait Allah serta
kesalehan yang sesat, yaitu lebih memelihara tradisi buatan
manusia daripada menaati firman Allah. Ironis, umat pilihan Allah
menolak Allah dan utusan-Nya.

Menyebut diri Kristen belum berarti bahwa kita sudah membiarkan
Kristus menguasai kita sepenuhnya. Coba selidiki, adakah bagian
yang belum kita serahkan kepada Kristus untuk Dia kuasai?
Janganlah kita taat hanya pada hal-hal yang ingin kita taati saja.
Marilah kita meminta Roh Kudus menolong kita untuk taat
sepenuhnya.

Kisah Para Rasul 7:35-43

Tidak ada komentar:

Posting Komentar