Ditinggal orang yang Anda kasihi? Masuk penjara? Semua itu pasti
berat. Namun bukan tak tertanggungkan.
Mazmur 22 melukiskan penderitaan yang jauh melampaui semua hal di
atas: penderitaan karena merasa ditinggalkan, ditolak manusia
(7-9), dan bahkan 'dikucilkan' Allah (2, 12, 20). Pergumulan ini
pernah dirasakan oleh Tuhan Yesus saat Ia tergantung di kayu salib
(lihat Mat. 27:46; Mrk. 15:34).
Akan tetapi, Mazmur 22 tidak berhenti hanya pada penderitaan yang tak
tertanggungkan itu (2-22). Kita bertemu dengan sikap pemazmur yang
lebih positif (24-32). Kunci untuk mengerti perubahan ini ada di
ayat 23, "Aku akan memahsyurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku
dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah."
Mengapa di tengah penderitaan yang "tak tertahankan" itu, pemazmur
masih bisa bertekad memuji Tuhan? Karena pengalaman bersama
komunitas beriman bahwa Tuhan peduli pada mereka (4-6). Jadi
walaupun saat itu pemazmur dijepit habis-habisan oleh musuh, yang
bukan tidak mungkin adalah orang-orang di sekitarnya (7-9, 13-14,
17-19) dan sepertinya Allah juga tidak peduli (15-16), iman
bersama umat Tuhan tidak pernah luntur sepenuhnya. Apalagi
kenangan pemeliharaan Tuhan (10-11) begitu lekat dalam ingatan
pemazmur, membuat kesusahan tak mudah menghapus memori indah itu.
Ada dua hal yang tidak bisa dihapuskan dari memori iman anak-anak
Tuhan sejati. Pertama, pengalaman diampuni Tuhan dan diselamatkan,
baik dalam artian rohani maupun sehari-hari. Kedua, firman-Nya
yang kita renungkan setiap hari. Firman Tuhan hidup dan berkuasa
membongkar kepahitan hidup dan membangun dasar iman yang kokoh.
Buktikan sendiri dengan membaca firman Tuhan tiap-tiap hari!
Mazmur 22:1-23
--
Sending from Thunderbird Beta 5
http://hosana11.blogspot.com
follow me @ubalduseddy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar