Minggu, 17 Juli 2011

Gembala dan Tuan Rumahku

Kapan terakhir kali Anda membaca atau melantunkan Mazmur 23? Apakah
untuk acara kebaktian penghiburan atau pemakaman? Atau untuk
upacara pernikahan atau ulang tahun? Atau saat menjenguk sahabat
atau kerabat yang terbaring sakit, atau justru pendeta Anda yang
membacakannya bagi Anda, saat Anda tergolek karena sakit?

Mazmur 23 adalah favorit hampir semua orang, untuk berbagai kesempatan
dan situasi. Mari menyimak beberapa keindahan mazmur ini. Pertama,
pemazmur menggunakan dua lambang untuk membicarakan Tuhan sebagai
pusat hidupnya. Di ayat 1-4, Tuhan adalah Gembala pemazmur. Di
ayat 5-6 Tuhan adalah Tuan Rumah yang menjamu pemazmur. Lambang
yang digunakan di sini sangat dekat dengan realitas kehidupan
pemazmur. Gembala menuntun dan melindungi domba-domba-Nya sampai
tiba dengan selamat di kandang mereka. Sebagai Tuan Rumah, Tuhan
memberikan perlindungan yang sempurna dan damai sejahtera yang
penuh kepada anak-anak-Nya. Tuhan adalah pusat hidup dan sumber
segala sesuatu yang dibutuhkan anak-anak-Nya.

Kedua, struktur mazmur ini adalah a-b-b'-a'. Perhatikan perubahan kata
ganti orang (kgo) yang dipakai. Di ayat 1-3 Pemazmur menyebut
"Tuhan (kgo 3) adalah Gembalaku, " disusul dengan sapaan di ayat
4, "... Engkau (kgo 2) besertaku. Ini sejajar dengan ayat 5 dan 6.
Ayat 5, Pemazmur menyapa "Engkau (kgo 2) menyediakan hidangan
bagiku...", dan diakhiri dengan pernyataan "... aku akan diam
dalam rumah Tuhan (kgo 3) sepanjang masa."

Coba sekarang Anda membaca atau melantunkan Mazmur 23 dengan
memperhatikan hal-hal di atas. Pasti pembacaan dan penghayatan
Anda akan diperkaya dengan kesadaran, betapa dekatnya relasi
pemazmur dengan Tuhannya. Apakah relasi Anda pun menjadi semakin
dekat dan akrab dengan Gembala dan Tuan Rumah Anda?

Mazmur 23

--
Sending from My Portable Thunderbird
http://hosana11.blogspot.com
follow me @ubalduseddy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar