Minggu, 17 Juli 2011

HIDUP TERKEKANG?

Setelah menikah dengan saya, hidup suami saya berubah. Ada banyak
aturan baru yang harus ditaati: tak boleh tidur di atas jam dua
pagi, tak boleh minum minuman bersoda tiap hari, harus makan sayur,
madu, juga vitamin, berolahraga minimal seminggu sekali, dan
sebagainya. Suatu pagi saat sedang sarapan, saya mengatakan bahwa ia
boleh dan harus minum yoghurt yang baik bagi kesehatan. Tiba-tiba ia
nyeletuk, "Begini ya rasanya hidup dipelihara Tuhan. Dijagain. Yang
tidak baik dilarang, yang baik dibolehkan." Saya merenungkan dan
melihat kebenaran kata-katanya. Saya memberi banyak aturan bukan
untuk membatasi dan membuatnya menderita. Namun, supaya ia hidup
sehat, panjang umur, dan bahagia.

Ketika Tuhan memberikan Sepuluh Perintah Allah, Dia rindu Israel
menjadi bangsa yang berbeda. Menjadi bangsa yang berstandar moral
tinggi; menjadi bangsa kepunyaan Allah sendiri. Semua perintah Allah
adalah untuk kebaikan bangsa Israel. Supaya mereka dapat
beristirahat (ayat 8), punya keluarga harmonis (ayat 12), menjadi
masyarakat yang rukun (ayat 13-17). Pemazmur mengatakan bahwa segala
jalan Tuhan, peringatan, dan hukum-Nya, adalah jalan untuk
menunjukkan kasih kepada umat-Nya.

Sepuluh Perintah Allah tetap relevan dalam konteks budaya kita. Jika
kita tidak menyadari bahwa hukum-hukum itu untuk kebaikan kita,
mungkin kita akan menggerutu dan merasa Tuhan membatasi hidup kita.
Namun, sadari bahwa perintah-Nya adalah untuk menjaga kita dari
hal-hal yang jahat. Hari ini, mari lakukan perintah-perintah-Nya
bukan dengan terpaksa, melainkan dengan hati sukacita --GS

JALAN TUHAN SEKALIPUN KADANG TERASA BERAT
TETAPI MEMBAWA PADA SUKACITA ABADI

Keluaran 20:1-17

--
Sending from My Portable Thunderbird
http://hosana11.blogspot.com
follow me @ubalduseddy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar