Minggu, 07 Agustus 2011

LUPA BERTERIMA KASIH

Seorang prajurit Amerika berkesempatan rehat di kamp
peristirahatan setelah sekian waktu aktif bertugas. Ketika kembali
ke kesatuannya, ia menulis surat kepada Jenderal George Patton dan
berteri-ma kasih atas pelayanan mengesankan yang diterimanya di kamp
itu. Jenderal Patton membalas bahwa selama tiga puluh lima tahun ia
berusaha memberikan perhatian dan kenyamanan sebaik mungkin bagi
para prajuritnya. Lalu ia menambahkan bahwa surat prajurit itu
adalah ucapan terima kasih pertama yang diterimanya selama ia
memimpin Angkatan Bersenjata.

Penyakit lupa berterima kasih mudah menjangkiti kita. Bangsa Israel
mengalaminya secara massal. Belum dua bulan mereka di padang gurun
(ayat 1). Tuhan sudah mengatasi masalah pertama mereka-kekurangan
air-secara ajaib: mengubah air yang pahit menjadi manis (Keluaran
15:22-26). Kini muncul masalah kedua: kekurangan makanan. Alih-alih
mengingat pemeliharaan Tuhan sebelumnya, mereka bersungut-sungut
lagi kepada Musa dan Harun (ayat 2). Belum dua bulan, dan mereka
sudah lupa.

Belum sempat bersyukur, mereka kembali bersungut-sungut. Musa
menjawab bahwa sikap tidak tahu berterima kasih itu sejatinya
ditujukan kepada Tuhan (ayat 8), Pemelihara mereka yang
sesungguhnya.

Bagaimana kita mengatasi penyakit rohani ini? Salah satunya dengan
metode doa P4 (Pengagungan, Pengakuan, Pengucapan Syukur,
Permohonan). Gunakan segmen Pengucapan Syukur untuk berteri-ma kasih
atas kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Atau, kita bisa mengutip
ucapan syukur pemazmur, dan menghayatinya sebagai ucapan syukur
pribadi kita --ARS

WASPADALAH: INGATAN YANG PENDEK
MENCURI UCAPAN SYUKUR DARI HATI KITA

Keluaran 16:1-8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar