Rabu, 10 Agustus 2011

Sesuai ketetapan Allah

Kita sering berhadapan dengan aneka pengambilan keputusan: apakah
perlu pindah kerja demi kemajuan karier? Kemanakah kita harus
menyekolahkan anak-anak kita? Komitmen apa yang harus kita setujui
dan mana yang bisa kita tolak? Kita tentu ingin tahu, apa kehendak
Tuhan untuk hal-hal semacam itu.

Abraham tahu bahwa Allah bermaksud memberikan tanah Kanaan kepada
keturunannya sehingga orang Kanaan harus disingkirkan. Lalu
keturunan Ishaklah nantinya yang bertugas mengusir bangsa Kanaan.
Oleh karena itu Ishak tidak boleh menikah dengan wanita Kanaan
karena dapat memungkinkan kompromi iman dikemudian hari. Jika
Ishak beristrikan orang yang tak seiman, bisa saja si anak
mengikuti iman ibunya sehingga tidak mengimani Allah yang diimani
Abraham. Ini jelas tidak sesuai dengan kehendak Allah. Itulah
sebabnya Abraham bermaksud mencarikan istri bagi Ishak dari
kalangan sanak saudaranya. Maka ia menyuruh hambanya pergi ke
tempat keluarganya untuk mencarikan istri bagi Ishak (2-8).

Pentingnya hal ini bagi Abraham dapat kita lihat dari permintaan agar
hambanya bersumpah dalam nama Tuhan, yang empunya langit dan bumi,
(3) bahwa ia akan melakukan permintaan Abraham. Sampai dua kali
Abraham mengingatkan hambanya untuk tidak membawa Ishak ke Ur
(6-8). Abraham tahu bahwa Allah telah memanggil dia keluar dari Ur
dan menjanjikan negeri baru yang berkelimpahan. Maka ia atau
keturunannya tidak boleh kembali ke sana, sesuai ketetapan Allah
bagi dia.

Kita melihat bahwa Abraham begitu serius menerapkan kehendak Tuhan.
Dia bukan hanya bisa menuntut janji Allah, tetapi bersedia juga
mematuhi kehendak Allah dalam rangka penggenapan rancangan Allah
bagi hidupnya dan keturunannya. Ini menjadi pelajaran penting bagi
kita: apakah kita melakukan segala sesuatu dalam koridor
penggenapan rancangan Allah bagi hidup kita? Apakah ambisi
terhadap anak-anak kita tetap didasarkan pada penggenapan kehendak
Allah atas hidupnya juga? Kiranya teladan Abraham menolong kita
untuk menjalani hidup sesuai ketetapan Allah.

Kejadian 24:1-21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar