Selasa, 25 Oktober 2011

KEPRIBADIAN

Melankolik, kolerik, sanguin, dan plegmatik. Teori penggolongan
manusia menjadi empat tipe kepribadian ini lahir dari kepercayaan
orang Yunani kuno bahwa tubuh manusia tersusun oleh empat macam
cairan, yang dalam bahasa Yunani disebut melanchole (cairan empedu
hitam), chole (cairan empedu kuning), phlegm (lendir), dan sanguis
(bahasa Latin: darah). Menurut mereka, setiap orang memiliki
kecenderungan kepribadian tertentu sejak lahir karena perbedaan
komposisi cairan-cairan ini.

Kepercayaan ini sendiri sudah dibantah oleh para ilmuwan modern.
Namun, sistem penggolongannya masih populer, terutama di kalangan
awam. Sekadar sebagai bahan diskusi, tak menjadi masalah. Sayangnya,
klasifikasi ini kerap dijadikan alasan orang untuk tidak mau
memperbaiki diri. "Saya lahir dengan kepribadian begini, jadi memang
saya lemah di hal-hal ini, " begitu kilah sebagian orang.
Seakan-akan kepribadian dan karakternya tidak mungkin lagi berubah.
Padahal, setiap manusia terus berubah sepanjang hidupnya.
Masalahnya, ke arah manakah ia berubah?

Alkitab mengajarkan bahwa kita sebagai umat Allah harus berubah
semakin sempurna. Sebab, setelah Kristus menebus kita, kita
dipanggil untuk "dibangun di atas Dia" (ayat 7). Untuk semakin
berpusat dan semakin sempurna di dalam Dia. Jadi, selama kita belum
memiliki "kepribadian seperti Dia", kita harus terus memperbaiki
diri. Dengan pertolongan Roh Kudus, kita tekun mengejar
kesempurnaan. Membangun karakter mulia, meninggalkan
kecenderungan-kecenderungan yang kurang mulia, menjadi dewasa rohani
dan menjadi saluran berkat bagi orang lain --ALS

KITA DIPANGGIL UNTUK TERUS MEMBANGUN DIRI
AGAR OLEH KASIH TUHAN KITA MENJADI SEPERTI KRISTUS

Kolose 2:6-15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar