Selasa, 03 Januari 2012

TAK PERLU DIPIKIR?

Pernah lihat kaki seribu? Bayang-kan kalau hewan berkaki banyak
ini berjalan sambil sibuk mengamati kakinya satu demi satu, berusaha
mempelajari mekanisme langkahnya. Jalannya bakal kacau. Daripada
kacau, bukankah sebaiknya ia tak usah berpikir? Serupa dengan itu,
banyak orang merasa iman tak perlu banyak dipikir. Makin sederhana,
makin baik. Mempelajari teologi mengancam kesederhanaan iman.
Bukankah kita dinasihatkan untuk menjadi seperti anak-anak
(childlike)? Pemahaman pengajaran adalah bagian para "hamba Tuhan"
dan "teolog". Jemaat "awam" cukup belajar mengenai kerohanian yang
praktis.

Kontras dengan itu, Alkitab menggambarkan bahwa pertumbuhan menuju
kedewasaan yang menyeluruh (ayat 15) juga meliputi menjadi dewasa
dalam "iman dan pengetahuan yang benar" akan Tuhan. Artinya, kita
justru harus dengan sengaja memikirkan dan bertumbuh dalam
pengenalan akan Tuhan (ayat 13, lihat juga 2 Petrus 3:18). Inilah
sebenarnya arti kata teologi (teos=Tuhan+logos=pengetahuan,
pemahaman). Orang dengan pemahaman yang benar akan Tuhan tidak akan
mudah "diombang-ambingkan" (ayat 14). Menjadi seperti anak-anak
dalam iman bukan berarti menjadi childish atau kekanak-kanakan (1
Korintus 14:20).

Seberapa banyak aspek pertumbuhan ini kita perhatikan? Kita tak
mungkin mencintai, melayani, dan menyembah Pribadi yang tak kita
kenal atau yang kita kenal secara samar. Di tahun yang baru ini,
mari cari dan gunakan tiap sarana pertumbuhan yang ada untuk
menolong kita makin dewasa dalam pengenalan akan Tuhan --JOO

KASIHILAH TUHAN DENGAN SEGENAP AKAL BUDIMU

Efesus 4:11-16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar