Senin, 05 Maret 2012

Jangan berdaun saja!

Ketika dunia fotografi masih menggunakan film negatif sebagai sarana
untuk merekam foto, suatu produsen film negatif mengiklankan bahwa
produknya akan menghasilkan foto yang seindah warna aslinya. Namun
pohon ara dalam bacaan hari ini memperlihatkan diri lebih indah
dari warna aslinya karena pohon ara itu telah berdaun, tetapi
tidak berbuah. Memang ada penjelasan bahwa saat itu bukan musim
buah ara (13), tetapi bukan itu persoalannya. Masalahnya, pohon
ara itu berdaun meski bukan musim buah ara. Sementara keberadaan
daun pada pohon ara seharusnya menunjukkan keberadaan buah ara
juga.

Yesus, yang kecewa terhadap pohon ara itu, kemudian mengutuk pohon ara
itu agar tidak berbuah untuk selamanya (14). Namun perlu kita
catat bahwa Yesus melakukan hal ini bukan semata-mata karena Ia
kesal akibat tidak mendapatkan pohon ara, pada saat sedang lapar
(12-13). Pohon ara ini merupakan ilustrasi yang pas untuk
menggambarkan: sebagaimana Yesus berharap mendapatkan buah ara di
pohonnya begitulah Tuhan ingin mendapatkan buah iman bangsa
Israel, tetapi tidak mendapatkannya (bdk. Yer. 8:13). Bangsa
Israel begitu giat melakukan aktivitas keagamaan. Sangat
mengesankan, seperti kerimbunan daun pada pohon ara yang juga
mengesankan. Namun amat disayangkan karena aktivitas keagamaan itu
tidak menghasilkan buah dalam kerohanian mereka. Ini sama dengan
munafik (bdk. Mrk. 7:6). Terlihat bahwa Tuhan Yesus tidak menyukai
pengakuan di bibir saja, sementara iman tidak mewujud dalam
realitas kehidupan. Seolah beriman, nyatanya tidak ada buah yang
dihasilkan oleh iman itu. Iman mereka didasarkan pada kepentingan
diri semata, yaitu agar mereka lepas dari kuasa Roma dan dapat
menikmati mukjizat Yesus sehingga tidak perlu berlelah-lelah
bekerja.

Bila Tuhan melihat iman kita, iman seperti apakah yang akan Dia lihat?
Iman yang dipenuhi aktivitas pelayanan, tetapi tanpa waktu untuk
mendengar suara Allah melalui Alkitab? Mari kita memperlihatkan
iman kita di dalam hidup kita hari demi hari, dalam hal yang kecil
sekalipun.

Markus 11:12-14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar