Sabtu, 31 Maret 2012

MENGAKHIRI DENGAN BAIK


 Mana yang lebih mudah? Memulai sesuatu atau melanjutkan dan
 menyelesaikan sesuatu yang sudah dimulai? Tergantung tipe orangnya.
 Bagi orang praktis, apalagi kaya ide, memulai sesuatu hanya semudah
 ia berpikir atau berucap. Namun, bagi orang yang banyak berhitung,
 membayangkan dulu proses detailnya, memulai sesuatu adalah tantangan
 besar. Perlu energi besar untuk mengambil langkah pertama. Sementara
 bagi yang mudah memulai, energi lebih besar diperlukan untuk tetap
 bertekun dan tak cepat beralih memulai hal lain lagi.



 Perkataan Pengkhotbah dalam ayat pilihan hari ini menarik. Ia tidak
 cuma menunjukkan suatu perbandingan yang dihayatinya benar: "Akhir
 suatu hal lebih baik daripada awalnya". Ia juga menyertakan
 kualifikasi pendukungnya: "Panjang sabar lebih baik daripada tinggi
 hati". Untuk setia sampai akhir jelas dibutuhkan ke"sabaran yang
 panjang. Dan, kita perlu waspada agar tidak tergoda untuk berhenti
 dari sesuatu yang belum selesai karena tinggi hati. Karena takut
 ketahuan gagal, misalnya; atau bosan; atau tidak siap menjalani
 proses "perendahan" dan pemurnian karakter yang semakin berat dan
 sulit.



 Yesus telah memberi teladan agung saat Dia melapor kepada Bapa: "Aku
 telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan
 pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku" (Yohanes 17:4). "Dalam
 keadaan sebagai manusia, Ia telah merendah"kan diri-Nya dan taat"
 (Filipi 2:8). Apakah kita juga rindu memuliakan Tuhan dalam
 pekerjaan dan pelayanan kita? Mari tunaikan tugas yang dipercayakan
 kepada kita dengan tidak setengah hati dan juga tidak setengah jadi.
 --ODY

  KITA DIPANGGIL TIDAK HANYA UNTUK MEMULAI SUATU PEKERJAAN BAIK,
   TETAPI JUGA UNTUK MENYELESAIKAN DAN MENGAKHIRINYA DENGAN BAIK.

  Pengkhotbah 7:1-14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar