Kegiatan menabung yang kami fasilitasi untuk ibu-ibu pemulung dan
buruh harian sudah berjalan lebih dari empat tahun. Awalnya terasa
sulit bagi mereka. Berapa pun uang yang terkumpul tak bisa disisakan
untuk tabungan. Untuk kebutuhan harian pun selalu kurang.
Pendekatannya lalu diganti. Ibu-ibu disarankan untuk menyisihkan
lebih dulu sedikit uang yang mereka dapat untuk ditabung, sisanya
baru diatur untuk kebutuhan harian. Metode mengatur skala prioritas
ini cukup membantu melepaskan mereka dari jerat rentenir.
Rumusan "sisihkan, bukan sisakan" seharusnya juga menjadi rumusan
untuk waktu khusus bersama Tuhan. Seperti Daniel. Daniel adalah
pembesar negara yang tentu sangat sibuk (ayat 3-4), tetapi yang
mengagumkan, ia sudah punya tempat, waktu, bahkan metode yang tetap
untuk bersekutu dengan Allahnya (ayat 11). Dalam konteks ini, Daniel
memang sedang terancam akan dilemparkan ke gua singa. Namun, berdoa
tiga kali sehari bukan dilakukannya karena panik dengan ancaman itu.
Hal ini dicatat sudah menjadi pola kebiasaannya. Ia benar-benar
menyisihkan yang terbaik untuk Allah, bukan memberi sisa.
Mungkin selama ini kita hanya memberi sisa-sisa waktu, sisa-sisa
tenaga, serta kemauan sehingga waktu bersama Tuhan tidak berisi.
Mari ubah pendekatan kita dengan menyisihkan (menyediakan) bukan
menyisakan waktu untuk berdoa dan membaca firman-Nya. Seperti
ibu-ibu dampingan kami, kita pun perlu belajar mengatur skala
prioritas. Mungkin awalnya terasa berat, tetapi mintalah pertolongan
Roh Kudus agar kita bijak menempatkan prioritas hidup dan
diperkenankan menikmati persekutuan yang indah dengan Allah tiap
hari. Persekutuan dengan Allah menolong kita menghadapi situasi
hidup apa pun. --SCL
PRIORITAS PERTAMA HARI INI: BERSEKUTU DENGAN TUHAN.
Daniel 6
buruh harian sudah berjalan lebih dari empat tahun. Awalnya terasa
sulit bagi mereka. Berapa pun uang yang terkumpul tak bisa disisakan
untuk tabungan. Untuk kebutuhan harian pun selalu kurang.
Pendekatannya lalu diganti. Ibu-ibu disarankan untuk menyisihkan
lebih dulu sedikit uang yang mereka dapat untuk ditabung, sisanya
baru diatur untuk kebutuhan harian. Metode mengatur skala prioritas
ini cukup membantu melepaskan mereka dari jerat rentenir.
Rumusan "sisihkan, bukan sisakan" seharusnya juga menjadi rumusan
untuk waktu khusus bersama Tuhan. Seperti Daniel. Daniel adalah
pembesar negara yang tentu sangat sibuk (ayat 3-4), tetapi yang
mengagumkan, ia sudah punya tempat, waktu, bahkan metode yang tetap
untuk bersekutu dengan Allahnya (ayat 11). Dalam konteks ini, Daniel
memang sedang terancam akan dilemparkan ke gua singa. Namun, berdoa
tiga kali sehari bukan dilakukannya karena panik dengan ancaman itu.
Hal ini dicatat sudah menjadi pola kebiasaannya. Ia benar-benar
menyisihkan yang terbaik untuk Allah, bukan memberi sisa.
Mungkin selama ini kita hanya memberi sisa-sisa waktu, sisa-sisa
tenaga, serta kemauan sehingga waktu bersama Tuhan tidak berisi.
Mari ubah pendekatan kita dengan menyisihkan (menyediakan) bukan
menyisakan waktu untuk berdoa dan membaca firman-Nya. Seperti
ibu-ibu dampingan kami, kita pun perlu belajar mengatur skala
prioritas. Mungkin awalnya terasa berat, tetapi mintalah pertolongan
Roh Kudus agar kita bijak menempatkan prioritas hidup dan
diperkenankan menikmati persekutuan yang indah dengan Allah tiap
hari. Persekutuan dengan Allah menolong kita menghadapi situasi
hidup apa pun. --SCL
PRIORITAS PERTAMA HARI INI: BERSEKUTU DENGAN TUHAN.
Daniel 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar