menentukan. Apa pun yang kita lakukan, berhasil atau tidak, bukan
berada di bawah kendali kita, tetapi di tangan Allah.
Setelah mendapat Rahel dan selesai membayar Laban, lewat pekerjaannya,
Yakub berpamitan. Namun Laban yang melihat bahwa Tuhan memberkati
Yakub (27) meminta dia untuk bekerja lagi untuknya dengan
perjanjian tentang upah yang disepakati bersama. Yakub sudah
mendapatkan apa yang diinginkan, tetapi karena diminta bekerja
lagi maka ia pun kembali memutar otaknya agar kali ini
pekerjaannya memberi hasil yang lebih banyak (37, 39, 42).
Permintaannya sederhana, yaitu kambing yang lahir dengan
bintik/belang dan domba dengan warna hitam/gelap adalah ternak
yang akan menjadi bagian yang dia miliki (33). Umumnya, kambing
memiliki warna coklat tua/hitam sedangkan domba umumnya berwarna
putih. Hanya sedikit kambing yang memiliki corak bintik/belang.
Demikian pula hanya sedikit domba yang memiliki warna hitam/gelap.
Laban jelas gembira dengan tawaran Yakub, sebab Laban melihat
bahwa dirinya tentu akan lebih diuntungkan dalam perjanjian ini.
Tak ayal lagi, Laban pun dengan cepat menyetujui apa yang diminta
oleh Yakub (34). Namun apa yang terjadi kemudian? Yakub malah
memperoleh banyak kambing dan domba sehingga harta Yakub menjadi
semakin banyak, entah itu kambing, domba, budak perempuan, budak
laki-laki, unta, maupun keledai (43).
Pertanyaan yang muncul di benak kita adalah, apakah keberhasilan Yakub
dalam memperoleh kekayaan tersebut semata-semata disebabkan oleh
kepintarannya, atau ada faktor lain? Ternyata Yakub pun tahu dan
percaya bahwa bukan karena kemampuan dirinya ia berhasil, tetapi
karena ada Allah yang telah memberkati dirinya dengan keberhasilan
(31:7-9). Belajar dari peristiwa yang terjadi pada Yakub ini,
hendaknya kita pun tidak menjadi sombong bila kita berhasil, sebab
keberhasilan itu kita peroleh karena Allah berkenan untuk
memberkati usaha kita.
berada di bawah kendali kita, tetapi di tangan Allah.
Setelah mendapat Rahel dan selesai membayar Laban, lewat pekerjaannya,
Yakub berpamitan. Namun Laban yang melihat bahwa Tuhan memberkati
Yakub (27) meminta dia untuk bekerja lagi untuknya dengan
perjanjian tentang upah yang disepakati bersama. Yakub sudah
mendapatkan apa yang diinginkan, tetapi karena diminta bekerja
lagi maka ia pun kembali memutar otaknya agar kali ini
pekerjaannya memberi hasil yang lebih banyak (37, 39, 42).
Permintaannya sederhana, yaitu kambing yang lahir dengan
bintik/belang dan domba dengan warna hitam/gelap adalah ternak
yang akan menjadi bagian yang dia miliki (33). Umumnya, kambing
memiliki warna coklat tua/hitam sedangkan domba umumnya berwarna
putih. Hanya sedikit kambing yang memiliki corak bintik/belang.
Demikian pula hanya sedikit domba yang memiliki warna hitam/gelap.
Laban jelas gembira dengan tawaran Yakub, sebab Laban melihat
bahwa dirinya tentu akan lebih diuntungkan dalam perjanjian ini.
Tak ayal lagi, Laban pun dengan cepat menyetujui apa yang diminta
oleh Yakub (34). Namun apa yang terjadi kemudian? Yakub malah
memperoleh banyak kambing dan domba sehingga harta Yakub menjadi
semakin banyak, entah itu kambing, domba, budak perempuan, budak
laki-laki, unta, maupun keledai (43).
Pertanyaan yang muncul di benak kita adalah, apakah keberhasilan Yakub
dalam memperoleh kekayaan tersebut semata-semata disebabkan oleh
kepintarannya, atau ada faktor lain? Ternyata Yakub pun tahu dan
percaya bahwa bukan karena kemampuan dirinya ia berhasil, tetapi
karena ada Allah yang telah memberkati dirinya dengan keberhasilan
(31:7-9). Belajar dari peristiwa yang terjadi pada Yakub ini,
hendaknya kita pun tidak menjadi sombong bila kita berhasil, sebab
keberhasilan itu kita peroleh karena Allah berkenan untuk
memberkati usaha kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar