Minggu, 12 Agustus 2012

YESUS JUGA MANUSIA

Di televisi beberapa kali terlihat seorang pejabat yang masuk ke
perkampungan kumuh, lalu mencoba makan nasi bungkus dan menggendong
seorang anak yang kumal. Kesan bahwa ia bersimpati dan merasakan
penderitaan kaum miskin telah ia buat dalam sehari itu. Namun,
seberapa jauh pengalaman itu membekas dalam hidupnya? Benarkah ia
sungguh dapat merasakan penderitaan kaum tertindas dengan tindakan
tersebut?


Tuhan Yesus pernah menjadi manusia seutuhnya. Dia memiliki darah dan
daging, sama dengan yang dimiliki manusia (ayat 14). Dia mengalami
dan melakukan hal-hal yang dialami dan dilakukan oleh manusia pada
umumnya. Dia makan dan minum, menjadi letih, menangis dan
seterusnya. Dia juga mengalami pencobaan, penderitaan bahkan maut
(ayat 9, 18). Penderitaan fisik yang Dia alami di sekitar
penyaliban-Nya merupakan penderitaan yang sulit dicari bandingannya.
Penderitaan batin juga dijumpainya ketika Dia difitnah, ditolak,
bahkan orang-orang terdekat-Nya menyingkir ketika Dia melangkah ke
Golgota. Karena ia pernah menjadi manusia, maka seluruh penderitaan
dan kegetiran manusia bukanlah hal yang asing bagi-Nya.


Kita biasanya menghargai seseorang yang mampu membayangkan
penderitaan kita dan bersimpati karenanya. Namun, kita akan lebih
merasa dekat dengan seseorang yang pernah merasakan penderitaan yang
sama sehingga ia mampu berempati. Tuhan Yesus jauh melampaui
semuanya itu karena Dia juga mampu mengenali keluhan-keluhan kita
yang tak terucapkan. Kala hidup kita terpuruk, fisik kita ambruk,
dan batin kita rasanya remuk, datanglah kepada Pribadi itu. Dia
pernah menjadi manusia. --PBS

DIA SANGAT MENGERTI KITA
KARENA DIA PERNAH MENJADI SAMA SEPERTI KITA.

Ibrani 2:5-18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar