Senin, 17 September 2012

KASIH YANG SEMPURNA

  Araham Staines bersama keluarganya meninggalkan Australia untuk
  hidup sebagai misionaris di India. Mereka melayani penderita
  penyakit kusta di daerah terpencil. Namun, peristiwa tragis
  menimpanya setelah 35 tahun ia melayani. Pada 1999, ia dan kedua
  putranya dibakar hidup-hidup dalam mobil mereka oleh sekelompok
  orang yang menentang pelayanannya. Istrinya berkata, "Saya kadang
  bertanya-tanya mengapa Graham tewas dan pembunuhnya bertindak begitu
  brutal.... Saya tidak berniat menghukum mereka.... Saya ingin dan
  berharap mereka bertobat dan berubah."


  Ucapan istri Graham melukiskan dengan indah konsep kasih baru yang
  diajarkan Yesus. Jika hukum Taurat memastikan orang jahat menerima
  ganjaran setimpal (ayat 38, 43b); Yesus mengajarkan bahwa yang jahat
  juga perlu dikasihi dan didoakan (ayat 39-44). Sikap ini
  mencerminkan karakter Bapa yang mengasihi semua orang (ayat 45).
  Kesempurnaan kasih Bapa merupakan tolok ukur kasih anak-anak-Nya
  (ayat 48). Kata "sempurna" di sini diterjemahkan dari kata Yunani
  teleios. Artinya bukan keadaan tanpa cela, melainkan kematangan
  rohani. Mengasihi semua orang, termasuk musuh sekalipun merupakan
  salah satu tanda kedewasaan rohani.


  Bagaimana dengan kasih kita? Tidak jarang kita berpikir kita sudah
  cukup mengasihi sesama. Tetapi, sebenarnya itu terbatas pada mereka
  yang baik terhadap kita. Bagaimana sikap kita ketika disakiti,
  difitnah, atau diperlakukan sewenang-wenang oleh orang lain? Mari
  mohon agar melalui situasi tersebut Allah menolong kita belajar
  mengasihi sama seperti Bapa mengasihi. --YBP

   MEMBALAS KEBENCIAN DENGAN KASIH ADALAH BUKTI KEDEWASAAN ROHANI.

  Matius 5:38-48

Tidak ada komentar:

Posting Komentar