gereja mula-mula benar-benar terjadi tepat seperti yang Yesus
firmankan sebelum Dia terangkat ke sorga: "Kamu akan menjadi
saksi-Ku di Yerusalem, ... sampai ke ujung dunia" (Kis. 1:8). Jadi,
semua tindakan para rasul dan jemaat waktu itu adalah dalam rangka
menjadi saksi Kristus, baik melalui tindakan mujizat maupun tindakan
yang tampaknya biasa-biasa saja. Seperti tindakan Rasul Petrus.
Rasul Petrus pasti tidak berbohong ketika ia mengaku tidak membawa
uang, dan jelas bahwa uang bukan satu-satunya kebutuhan pengemis
lumpuh itu. Yang luar biasa dalam kisah ini bukanlah pada fakta
bahwa Petrus memiliki karunia mukjizat, melainkan pada fakta bahwa
Petrus memberikan apa yang ia miliki pada saat itu untuk menjamah
hidup orang lumpuh tersebut. Tuhan memakai sentuhan Petrus yang
disertai iman untuk mendemonstrasikan kuasa-Nya. Orang banyak heran
dan takjub (ayat 8-11), dan kesempatan proklamasi Injil pun terbuka
lebar (ayat 12-26).
Setiap hari kita berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki
beragam kebutuhan. Sebagai anak-anak Tuhan, apa yang dapat kita
lakukan? Mari memohon hikmat dan kreativitas untuk membagikan apa
yang kita punyai sesuai kebutuhan spesifik orang-orang yang kita
jumpai. Apapun perbuatan atau pemberian kita (uang, nasi bungkus,
baju layak pakai, pembezukan, mobil jemputan, telinga yang
mendengar, kata-kata yang menghibur, sentuhan kasih, keterampilan
medis, dll.), ketika dilakukan demi dan bagi Kristus, dapat dipakai
Tuhan untuk membawa banyak orang takjub akan Dia dan membuka hati
untuk mendengarkan Kabar Baik-Nya. --ICW
TUHAN TIDAK MEMINTA YANG TIDAK KITA PUNYA.
SUDAHKAH KITA MEMBERIKAN YANG KITA PUNYA UNTUK DIPAKAI OLEH-NYA?
Kisah Para Rasul 3:1-10
firmankan sebelum Dia terangkat ke sorga: "Kamu akan menjadi
saksi-Ku di Yerusalem, ... sampai ke ujung dunia" (Kis. 1:8). Jadi,
semua tindakan para rasul dan jemaat waktu itu adalah dalam rangka
menjadi saksi Kristus, baik melalui tindakan mujizat maupun tindakan
yang tampaknya biasa-biasa saja. Seperti tindakan Rasul Petrus.
Rasul Petrus pasti tidak berbohong ketika ia mengaku tidak membawa
uang, dan jelas bahwa uang bukan satu-satunya kebutuhan pengemis
lumpuh itu. Yang luar biasa dalam kisah ini bukanlah pada fakta
bahwa Petrus memiliki karunia mukjizat, melainkan pada fakta bahwa
Petrus memberikan apa yang ia miliki pada saat itu untuk menjamah
hidup orang lumpuh tersebut. Tuhan memakai sentuhan Petrus yang
disertai iman untuk mendemonstrasikan kuasa-Nya. Orang banyak heran
dan takjub (ayat 8-11), dan kesempatan proklamasi Injil pun terbuka
lebar (ayat 12-26).
Setiap hari kita berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki
beragam kebutuhan. Sebagai anak-anak Tuhan, apa yang dapat kita
lakukan? Mari memohon hikmat dan kreativitas untuk membagikan apa
yang kita punyai sesuai kebutuhan spesifik orang-orang yang kita
jumpai. Apapun perbuatan atau pemberian kita (uang, nasi bungkus,
baju layak pakai, pembezukan, mobil jemputan, telinga yang
mendengar, kata-kata yang menghibur, sentuhan kasih, keterampilan
medis, dll.), ketika dilakukan demi dan bagi Kristus, dapat dipakai
Tuhan untuk membawa banyak orang takjub akan Dia dan membuka hati
untuk mendengarkan Kabar Baik-Nya. --ICW
TUHAN TIDAK MEMINTA YANG TIDAK KITA PUNYA.
SUDAHKAH KITA MEMBERIKAN YANG KITA PUNYA UNTUK DIPAKAI OLEH-NYA?
Kisah Para Rasul 3:1-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar