tinggi sampai mengigau. Maka, saya peluk dia kemudian kami ajak
berdoa bersama. Hati kecil saya berdoa kepada Tuhan dengan berkata,
"Biar saya saja yang mengalami sakit seperti ini, jangan anak saya."
Perasaan itu muncul karena rasa kasih sayang saya kepada anak
pertama yang Tuhan anugerahkan bagi kami. Rasa sayang yang tentu
juga dimiliki oleh kebanyakan orangtua.
Tuhan pun melihat rasa sayang yang begitu besar dalam diri Abraham
kepada anak tunggalnya, Ishak (ayat 2). Abraham begitu sayang kepada
Ishak sebab sekian lama ia menantikan anak ini dari Tuhan. Rasa
sayang ini kemudian Tuhan uji, yaitu dengan meminta Abraham
mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran kepada Tuhan (ayat 2).
Bagaimana respons Abraham? Kasihnya yang besar kepada Ishak tentu
memunculkan pergulatan batin yang berat. Namun, melihat tindakan
iman yang ia lakukan (ayat 8-10) serta tanggapan Tuhan yang berkata:
"dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal
kepada-Ku" (ayat 12, 16) menunjukkan bahwa Abraham lebih sayang
kepada Tuhan. Kasihnya kepada Tuhan jauh melebihi kasihnya kepada
Ishak. Kasihnya mengutamakan Dia yang berkuasa memberi dan mengambil
(lihat Ayub 1:21).
Saat-saat ini, adakah hal-hal dalam kehidupan kita yang dapat
mengalihkan kasih kita dari Tuhan? Pekerjaan, keluarga, harta, hobi,
atau hal lain yang lekat di hati. Tuhan berkuasa memberi dan
mengambil semua itu. Yang Dia minta, kita menjadikan-Nya yang
terutama mulailah hari ini. --YKP
UTAMAKAN TUHAN LEBIH DARI SEGALANYA
SEBAB DIA LAYAK MENDAPAT KESELURUHAN HIDUP KITA.
Kejadian 22:1-19
berdoa bersama. Hati kecil saya berdoa kepada Tuhan dengan berkata,
"Biar saya saja yang mengalami sakit seperti ini, jangan anak saya."
Perasaan itu muncul karena rasa kasih sayang saya kepada anak
pertama yang Tuhan anugerahkan bagi kami. Rasa sayang yang tentu
juga dimiliki oleh kebanyakan orangtua.
Tuhan pun melihat rasa sayang yang begitu besar dalam diri Abraham
kepada anak tunggalnya, Ishak (ayat 2). Abraham begitu sayang kepada
Ishak sebab sekian lama ia menantikan anak ini dari Tuhan. Rasa
sayang ini kemudian Tuhan uji, yaitu dengan meminta Abraham
mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran kepada Tuhan (ayat 2).
Bagaimana respons Abraham? Kasihnya yang besar kepada Ishak tentu
memunculkan pergulatan batin yang berat. Namun, melihat tindakan
iman yang ia lakukan (ayat 8-10) serta tanggapan Tuhan yang berkata:
"dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal
kepada-Ku" (ayat 12, 16) menunjukkan bahwa Abraham lebih sayang
kepada Tuhan. Kasihnya kepada Tuhan jauh melebihi kasihnya kepada
Ishak. Kasihnya mengutamakan Dia yang berkuasa memberi dan mengambil
(lihat Ayub 1:21).
Saat-saat ini, adakah hal-hal dalam kehidupan kita yang dapat
mengalihkan kasih kita dari Tuhan? Pekerjaan, keluarga, harta, hobi,
atau hal lain yang lekat di hati. Tuhan berkuasa memberi dan
mengambil semua itu. Yang Dia minta, kita menjadikan-Nya yang
terutama mulailah hari ini. --YKP
UTAMAKAN TUHAN LEBIH DARI SEGALANYA
SEBAB DIA LAYAK MENDAPAT KESELURUHAN HIDUP KITA.
Kejadian 22:1-19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar