Kamis, 06 September 2012

LEBIH SAYANG TUHAN

  Suatu kali, anak kami yang berumur tiga tahun mengalami demam
  tinggi sampai mengigau. Maka, saya peluk dia kemudian kami ajak
  berdoa bersama. Hati kecil saya berdoa kepada Tuhan dengan berkata,
  "Biar saya saja yang mengalami sakit seperti ini, jangan anak saya."
  Perasaan itu muncul karena rasa kasih sayang saya kepada anak
  pertama yang Tuhan anugerahkan bagi kami. Rasa sayang yang tentu
  juga dimiliki oleh kebanyakan orangtua.



  Tuhan pun melihat rasa sayang yang begitu besar dalam diri Abraham
  kepada anak tunggalnya, Ishak (ayat 2). Abraham begitu sayang kepada
  Ishak sebab sekian lama ia menantikan anak ini dari Tuhan. Rasa
  sayang ini kemudian Tuhan uji, yaitu dengan meminta Abraham
  mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran kepada Tuhan (ayat 2).
  Bagaimana respons Abraham? Kasihnya yang besar kepada Ishak tentu
  memunculkan pergulatan batin yang berat. Namun, melihat tindakan
  iman yang ia lakukan (ayat 8-10) serta tanggapan Tuhan yang berkata:
  "dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal
  kepada-Ku" (ayat 12, 16) menunjukkan bahwa Abraham lebih sayang
  kepada Tuhan. Kasihnya kepada Tuhan jauh melebihi kasihnya kepada
  Ishak. Kasihnya mengutamakan Dia yang berkuasa memberi dan mengambil
  (lihat Ayub 1:21).



  Saat-saat ini, adakah hal-hal dalam kehidupan kita yang dapat
  mengalihkan kasih kita dari Tuhan? Pekerjaan, keluarga, harta, hobi,
  atau hal lain yang lekat di hati. Tuhan berkuasa memberi dan
  mengambil semua itu. Yang Dia minta, kita menjadikan-Nya yang
  terutama mulailah hari ini. --YKP

                 UTAMAKAN TUHAN LEBIH DARI SEGALANYA
           SEBAB DIA LAYAK MENDAPAT KESELURUHAN HIDUP KITA.

  Kejadian 22:1-19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar