Kamis, 13 September 2012

SABAT UNTUK TUHAN

Orang bisa berdebat apakah Sabtu atau Minggu adalah Sabat yang
dimaksudkan oleh Alkitab. Namun, tidak diragukan, kedua hari itu
adalah hari yang paling banyak digunakan orang untuk berbelanja,
pesiar, nonton, kumpul keluarga, dan hal-hal lain demi "menyegarkan
diri", yang sulit dilakukan pada hari kerja. Tidak salah bukan?
Bukankah Sabat berarti beristirahat? Tuhan sendiri yang
memerintahkannya.


Tapi ada yang menarik dalam perintah Tuhan ini. Ayat 10 mengatakan
bahwa umat Tuhan harus menguduskan hari Sabat sebagai hari
milik-Nya, dalam terjemahan BIS: hari istirahat yang khusus untuk
Tuhan. Jadi, Sabat bukan waktu istirahat tanpa tujuan, melainkan
waktu istirahat yang dikhususkan untuk berfokus pada Tuhan. Tuhan
sendiri beristirahat jelas bukan karena kelelahan. Dia berhenti dan
melihat segala yang diciptakan-Nya sungguh amat baik, lalu secara
khusus memberkatinya (ayat 11, bdk. Kejadian 2:1-3). Tuhan
menghendaki ciptaan-Nya punya waktu istirahat yang khusus untuk
mengingat semua karya dan anugerah-Nya; juga memercayakan diri pada
pemeliharaan-Nya sekalipun ada satu hari yang tidak digunakan untuk
bekerja.


Bagaimana selama ini kita melewatkan hari Sabat? Bisa jadi kita
terlihat beribadah di gereja, namun kita sedang tidak terarah pada
Tuhan. Bisa jadi kita punya banyak aktivitas yang menyenangkan guna
mengistirahatkan otak dan badan yang penat, tetapi kita melupakan
sama sekali Tuhan, Sang Pemilik hari Sabat. Bisa jadi kita berlibur,
tapi sarat kekhawatiran takut berkat Tuhan tak cukup menghidupi
kita. Mari rayakan hari perhentian dengan fokus yang benar: fokus
kepada Tuhan, Sang Pemilik hari Sabat. --MEL

SABAT MEMPERBARUI JASMANI DAN ROHANI KITA
AGAR SELALU SEGAR DAN SUKACITA MELAYANI TUHAN.

Keluaran 20:1-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar