Kamis, 13 September 2012

MENYERAHKAN DIRI

Ketika menerima beasiswa dari sebuah lembaga tempat saya mengabdi,
dengan sadar saya mengikatkan diri dengan peraturan yang ditetapkan
lembaga tersebut. Saya membaca berulang kali peraturan yang
diberikan sambil mengukur kesanggupan melakukannya. Saat dijalani,
ketentuan itu terasa lebih berat dibanding dengan yang pernah saya
bayangkan. Namun, dengan setia menaatinya, saya pun leluasa
menikmati beasiswa yang dijanjikan.


Ada yang harus ditaati saat kita percaya kepada Kristus dan menerima
kasih karunia-Nya. Semula kita hamba dosa, tetapi kini menjadi hamba
kebenaran (ayat 18). Kita seolah telah mengikat kontrak seumur hidup
dengan Kristus. Seluruh tubuh kita menjadi milik-Nya. Kita tak lagi
boleh menggunakan anggota tubuh untuk melakukan kecemaran sebab
tubuh kita bukan lagi milik dosa. Sebaliknya, kita harus menyerahkan
diri untuk melakukan kebenaran, hingga makin hari kita makin hidup
dalam kekudusan (ayat 19). Sama-sama hamba yang harus taat. Bedanya,
taat pada dosa mengarahkan kita kepada kematian (ayat 21), taat pada
Allah membawa kita menikmati kekudusan dan hidup yang kekal (ayat
21-22).


Apakah yang lebih menguasai tubuh Anda saat ini? Dosa, ataukah
kebenaran Kristus? Ingat, sekalipun dosa tidak lagi berkuasa atas
diri kita, kita masih dapat memutuskan untuk menuruti keinginannya.
Masih menaati dan tunduk kepada dosa adalah perbuatan yang
bertentangan dengan akal sehat. Kita sudah diberitahu apa buahnya
nanti. Mari menyerahkan diri kepada Tuan yang benar, dan dengan
sukacita menaati segala perintah-Nya. --HEM

TAAT ADALAH KONSEKUENSI MENGIKUT TUHAN
YANG AKAN MEMBAWA KITA MENIKMATI KEKUDUSAN.

Roma 6:15-23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar