Jumat, 19 Oktober 2012

MENGEJAR KELEMAHLEMBUTAN

  Apa yang terlintas di pikiran Anda mendengar kata lemah lembut?
  Seorang yang feminin, gemulai dan bersuara halus? George Bethune
  pada tahun 1839 pernah menulis: "Mungkin tidak ada karunia yang
  lebih kurang didoakan atau diupayakan daripada karunia
  kelemahlembutan. Kelemahlembutan lebih dianggap sebagai
  kecenderungan alami atau sikap lahiriah daripada sebagai kualitas
  seorang pengikut Kristus. Jarang kita merenungkan bahwa tidak lemah
  lembut itu berarti dosa."


  Mengejar kelemahlembutan rasanya tidak cocok dengan konteks sebuah
  "pertandingan iman" dalam pesan Paulus yang kita baca (ayat 12). Apa
  yang ia maksudkan? Paulus memakai kata "lemah lembut" untuk
  menggambarkan sikapnya yang meneladani Kristus ketika menegur jemaat
  Korintus (2 Korintus 10:1-2). Ia menghindari perkataan keras dan
  kasar, dan sebaliknya berusaha meluruskan pendapat atau tindakan
  yang keliru dengan sikap yang penuh penghormatan kepada orang lain.
  Kata ini juga dipakainya untuk menunjukkan bagaimana jemaat harus
  menolong, bukan merendahkan atau menggosipkan, saudara seiman yang
  jatuh dalam dosa (Galatia 6:1). Kalau kita perhatikan,
  nasihat-nasihat Paulus kepada Timotius juga berbicara tentang sikap
  yang demikian


  Jika orang terdekat Anda ditanya hari ini, akankah mereka mengatakan
  bahwa Anda adalah orang yang lemah lembut? Tuhan Yesus mengajak kita
  untuk belajar "lemah lembut" seperti diri-Nya (Matius 11:28). Salah
  satu buah yang rindu dihasilkan Roh Kudus dalam hidup kita adalah
  kelemahlembutan. Mari berusaha "mengejar" karunia ini, mohon Tuhan
  menata perkataan dan perilaku kita seperti Kristus: penuh
  kelemahlembutan. --ELS

           KELEMAHLEMBUTAN ADALAH KEKUATAN, BUKAN KELEMAHAN
        IA DIHASILKAN OLEH ROH ALLAH YANG KUAT DAN MENGUATKAN

  1 Timotius 6:11-16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar