berpuasa? Donald S. Whitney dalam bukunya Spiritual Discipline for
The Christian Life berpendapat hal itu dikarenakan banyak orang
berpuasa tanpa tujuan rohani. Akibatnya, puasa tidak berbeda dengan
"diet" untuk menurunkan berat badan. Tanpa tujuan rohani yang jelas,
berpuasa hanya akan menjadi sesuatu yang menyengsarakan
Tampaknya orang-orang Yahudi di Betel juga kehilangan tujuan rohani
dalam melakukan ibadah puasa mereka. Selama tujuh puluh tahun mereka
berpuasa meratapi kehancuran Yerusalem dan Bait Tuhan, akibat
dosa-dosa mereka. Kini setelah mereka kembali ke tanah air dan
sedang membangun kembali Bait Tuhan, mereka ragu apakah mereka masih
harus terus berpuasa seperti itu (ayat 3). Jawaban Tuhan
mengejutkan. Puasa mereka selama ini tidak memperkenankan-Nya.
Selama 70 tahun rupanya puasa bangsa itu hanya ritual belaka, bukan
ditujukan untuk menyatakan pengabdian mereka kepada Tuhan serta
penyesalan yang sungguh-sungguh atas dosa-dosa mereka yang
mendukakan hati-Nya (ayat 5). Betapa sia-sianya puasa tanpa tujuan
yang berpusat pada Tuhan!
Disiplin berpuasa dapat menolong pertumbuhan rohani kita. Jika tidak
bermanfaat, Tuhan Yesus tentu tidak akan mengajar kita berpuasa
(lihat Matius 6). Kita dapat berpuasa untuk memperkuat permohonan
khusus, mengungkapkan pertobatan, maupun menyatakan kasih dan
pengabdian kepada Tuhan. Jika Tuhan mendorong Anda untuk berpuasa,
maukah Anda melakukannya? Bukan sebagai ritual tanpa makna, tetapi
sarana untuk memperdalam hubungan kita dengan-Nya. --ITA
DISIPLIN BERPUASA MELEPASKAN KITA DARI TOPANGAN LAHIRIAH,
MENEMPATKAN KITA DALAM KETERGANTUNGAN PENUH KEPADA ALLAH
Zakharia 7:1-14
The Christian Life berpendapat hal itu dikarenakan banyak orang
berpuasa tanpa tujuan rohani. Akibatnya, puasa tidak berbeda dengan
"diet" untuk menurunkan berat badan. Tanpa tujuan rohani yang jelas,
berpuasa hanya akan menjadi sesuatu yang menyengsarakan
Tampaknya orang-orang Yahudi di Betel juga kehilangan tujuan rohani
dalam melakukan ibadah puasa mereka. Selama tujuh puluh tahun mereka
berpuasa meratapi kehancuran Yerusalem dan Bait Tuhan, akibat
dosa-dosa mereka. Kini setelah mereka kembali ke tanah air dan
sedang membangun kembali Bait Tuhan, mereka ragu apakah mereka masih
harus terus berpuasa seperti itu (ayat 3). Jawaban Tuhan
mengejutkan. Puasa mereka selama ini tidak memperkenankan-Nya.
Selama 70 tahun rupanya puasa bangsa itu hanya ritual belaka, bukan
ditujukan untuk menyatakan pengabdian mereka kepada Tuhan serta
penyesalan yang sungguh-sungguh atas dosa-dosa mereka yang
mendukakan hati-Nya (ayat 5). Betapa sia-sianya puasa tanpa tujuan
yang berpusat pada Tuhan!
Disiplin berpuasa dapat menolong pertumbuhan rohani kita. Jika tidak
bermanfaat, Tuhan Yesus tentu tidak akan mengajar kita berpuasa
(lihat Matius 6). Kita dapat berpuasa untuk memperkuat permohonan
khusus, mengungkapkan pertobatan, maupun menyatakan kasih dan
pengabdian kepada Tuhan. Jika Tuhan mendorong Anda untuk berpuasa,
maukah Anda melakukannya? Bukan sebagai ritual tanpa makna, tetapi
sarana untuk memperdalam hubungan kita dengan-Nya. --ITA
DISIPLIN BERPUASA MELEPASKAN KITA DARI TOPANGAN LAHIRIAH,
MENEMPATKAN KITA DALAM KETERGANTUNGAN PENUH KEPADA ALLAH
Zakharia 7:1-14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar