Selasa, 14 Mei 2013

MENINGKATKAN POTENSI KEPEMIMPINAN ANDA

Baru-baru ini, saya membaca buku "Spiritual Leadership" karya J. Oswald Sanders sementara saya mempelajari makalah yang saya tulis di seminari. Saya selalu menggumulkan gagasan tentang kepemimpinan jenis ini di gereja. Pada dasarnya, saya percaya bahwa semua orang Kristen adalah pemimpin dalam hal-hal tertentu. Setiap orang Kristen setidaknya memiliki pengaruh terhadap satu orang. Karena itu, bahkan jika hanya menjadi pemimpin bagi satu orang saja, mereka tetap dapat disebut sebagai pemimpin.

Hal yang saya gumulkan mengenai kepemimpinan, dalam gereja dan di antara orang-orang Kristen, adalah bahwa kita sering mengartikan kepemimpinan sebagai sesuatu yang mulia, bukan sebagai sebuah wujud penyangkalan diri. Saya mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Tom Lin beberapa minggu yang lalu sebagai tantangan bagi diri saya, "Gereja Amerika telah menjadikan kepemimpinan sebagai hal yang agung, sesuatu yang mengagumkan -- kita tidak pernah mengajar remaja-remaja kita untuk berani terlibat dalam penderitaan. Padahal, jika kita membaca Alkitab, Yesus justru meminta para pemimpin untuk menyangkal hal-hal yang paling mereka sukai."

Dengan memiliki gambaran kepemimpinan yang seperti itu dalam benak saya, maka saya dapat merasa nyaman berbicara tentang peningkatan potensi kepemimpinan dengan cara mencari hal-hal spesifik yang dapat menjadi pusat perhatian kita. Dengan memusatkan perhatian kepada hal-hal yang spesifik itu, kita dapat menggunakan pengaruh yang kita miliki dengan lebih baik lagi. Sementara gereja menyambut generasi milenium yang baru sebagai para pemimpin, masih banyak dari mereka yang tertinggal di luar dan sekarang mencari-cari sesuatu yang nantinya dapat menolong mereka untuk memimpin.

Mengapa kita berfokus pada potensi kepemimpinan, bukan pada kepemimpinan itu sendiri? Banyak orang, terutama orang-orang muda, hanya memiliki pengaruh terhadap sedikit orang, tetapi sedang mencari cara untuk mengembangkan kemampuan mereka untuk menjadi pemimpin yang kuat. Dengan demikian, fokus kita ada pada potensi itu.

Sanders menyoroti beberapa prinsip yang ia ambil dari Hudson Taylor (seorang misionaris Inggris terkenal yang melayani di Cina) tentang bagaimana cara para pemimpin meningkatkan potensi kepemimpinan mereka. Saya menemukan beberapa wawasan yang sangat berharga dalam keenam bidang yang menjadi pusat perhatian Sanders dengan komentar pribadi dari saya.

1. Organisasi

Para pemimpin yang baik memiliki kemampuan untuk menganalisis bidang mana saja yang berfungsi di bawah standar dan mampu membuat rencana untuk memperbaiki situasi tersebut. Sebuah organisasi gereja dan kepemimpinan rohani bukanlah hanya tentang (atau tidak harus melulu tentang) efisiensi semata, namun kita juga tidak boleh menerima inefisiensi begitu saja. Meningkatkan kualitas kepemimpinan berarti memberi fokus yang lebih pada rincian administrasi.

2. Fokus Rohani

Ke mana kita membawa orang-orang di sekitar kita? Saya menyukai pepatah yang berkata, "Air akan naik sampai setinggi sumbernya" sebagai pengingat yang berguna dalam hal ini. Kesehatan rohani orang-orang di sekitar kita harus menjadi perhatian utama. Sebab dengan kesehatan rohani itulah, mereka bisa menjadi pribadi yang benar-benar efisien. Meningkatkan kepemimpinan berarti kita memimpin orang lain kepada Allah, bukan kepada kita.

3. Level Keterlibatan

Dibutuhkan percakapan yang alot untuk membangun ataupun membangun kembali kepercayaan dan kejujuran. Pemimpin yang buruk menghindari percakapan yang alot. Ketika masalah diabaikan, moral akan jatuh, dan kinerja akan menurun. Gereja-gereja tempat saya beribadah, dibesarkan sebagai seorang anak pendeta, dan yang sekarang menjadi tempat pelayanan saya, banyak ditentukan oleh manuver politik yang menempatkan cengkeraman pada moral mereka yang terlibat dalam kepemimpinan gereja. Meningkatkan kepemimpinan berarti memahami tingkat moral orang-orang yang ada di sekitar dan sengaja berupaya meningkatkannya.

4. Hubungan

Para pemimpin yang bertumbuh harus semakin banyak berinvestasi ke dalam kehidupan orang-orang, bukan kepada struktur yang memberi mereka jabatan. Para pemimpin yang terbaik tahu bagaimana dan kapan perlu terlibat dengan orang-orang di sekitar mereka. Meningkatkan kepemimpinan berarti lebih memperhatikan hubungan-hubungan tersebut. Salah satu aspek dalam hubungan antarpribadi yang menantang saya akhir-akhir ini adalah dalam hal mendengarkan. Meskipun saya menyukai interaksi dengan orang lain, tetapi saya adalah seorang pendengar yang buruk. Henri Nouwen pernah berkata, "Keindahan dari mendengarkan orang lain adalah bahwa orang-orang yang didengarkan akan mulai merasa diterima, dan mulai menganggap kata-kata mereka lebih serius. Dengan demikian, mereka akan menemukan jati diri mereka."

5. Pemecahan Masalah

Pemimpin harus mampu memecahkan masalah yang sulit. Perhatikan kutipan ini, "Menciptakan masalah memang mudah, tetapi memecahkannya sulit." Hal ini sejalan dengan hal-hal sebelumnya, sebab pemecahan masalah selalu dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja administrasi, tingkatan moral, dan kualitas sebuah hubungan.

6. Penciptaan

Ini merupakan hal yang saya pergumulkan secara pribadi. Saya cenderung hebat dalam hal mewujudkan ide-ide, bukan menciptakannya. Karena itu, setiap minggu saya harus benar-benar memberi ruang pada diri saya untuk berpikir di luar kotak. Saya juga mencoba untuk bekerja sama dengan orang-orang di sekitar saya yang mampu menghasilkan ide-ide kreatif sepanjang waktu. "Mengkritik rencana lebih mudah daripada membuatnya," adalah kalimat yang baik untuk mengingatkan kita. Meningkatkan kepemimpinan berarti kita harus lebih sering menciptakan ide daripada mengkritiknya. (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama Situs: Manofdepravity.com
Alamat URL: http://manofdepravity.com/2012/03/improving-leadership-potential/
Judul asli artikel: Improving Leadership Potential
Penulis: Tyler
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar