Rabu, 22 Desember 2010

KASIH IBU

Sewaktu kecil, saya sering sakit. Bersyukur, ibu saya selalu sigap
merawat. Jika panas tubuh saya tidak turun dalam sehari, Ibu pasti
segera membawa saya ke rumah sakit. Tidak mau membuang-buang waktu.
Beliau tidak mau saya terlambat mendapat pertolongan medis. Walau
sedang repot, atau tidak punya biaya untuk pengobatan di rumah
sakit, Ibu tidak putus asa. Apa pun akan ia lakukan demi anak yang
ia kasihi. Sampai setelah saya berkeluarga, Ibu masih menjadi orang
nomor satu yang datang ke rumah jika mendengar saya sakit.

Seperti wanita di Sunem yang mendapat berkat anak laki-laki setelah
lama menanti keturunan. Ketika sang anak semakin besar, si anak
tiba-tiba sakit hingga meninggal. Namun demikian, sang ibu tidak
menyerah. Bahkan, ketika sang suami mencegahnya menemui Nabi Elisa
untuk meminta pertolongan (ayat 23), sang ibu tidak goyah dan tetap
pergi (ayat 24). Apa pun akan ia lakukan supaya anaknya hidup.
Dengan kegigihan dan iman, sang ibu berhasil mendapatkan pertolongan
Nabi Elisa; anaknya kembali hidup.

Terkadang, sebagai anak, kita menyepelekan atau melupakan kasih ibu.
Padahal, kasih ibu adalah kehidupan bagi anaknya. Tanpa ibu yang
memberi diri untuk mengasuh dan mendidik, kita tidak akan ada
seperti saat ini. Kita memang mungkin tak dapat membalas kasih ibu
kita, tetapi kita tentu dapat melakukan hal-hal yang menyejukkan
hatinya. Lewat perhatian, sapaan, kunjungan, yang tentu melegakan
hatinya. Gunakan momen khusus di hari ini untuk mengingat segala
jasa Ibu dan menunjukkan penghargaan kita atas segala kasih yang
sudah diberikannya selama kita hidup. Dan, jangan tunda lagi! --GP

KASIH IBU TIDAK DAPAT DIBATASI OLEH APA PUN
DAN AKAN SELALU MENGALIR UNTUK ANAK-ANAKNYA HINGGA KAPAN PUN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar